Salah satu makanan yang digemari orang Indonesia saat buka puasa adalah gorengan. Makanan ini identik dengan sajian berbuka puasa karena kelezatannya. Namun di balik kelezatannya, mengkonsumsi gorengan secara berlebihan dan terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah menyebabkan kadar kolesterol naik.
Meskipun begitu, dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Diana F Suganda, SpGK, MKes, tidak melarang seseorang untuk makan gorengan. Ia, masih memperbolehkan seseorang makan gorengan saat berbuka, tetapi dengan beberapa catatan yang harus diperhatikan. Intensitas gorengan yang dimakan saat buka juga harus dibatasi.
"Makan gorengan tidak setiap hari, misal frekuensinya dikurangi, dari yang tadinya setiap hari, jadi seminggu dua kali," ungkap dr Diana saat dihubungi detikcom Minggu (3/5/2020).
"Makan gorengan cukup satu saja," lanjutnya.
dr Diana juga menjelaskan, seseorang yang makan gorengan harus diimbangi dengan makan makanan bergizi yang mengandung serat. Gunanya untuk menghambat penyerapan lemak dalam tubuh yang banyak terkandung dalam gorengan.
"Makan gorengan dengan serat, misal sayur-sayuran. Karena serat menghambat penyerapan lemak," kata dr Diana.
Haru, Ayah Rela Pakai APD untuk Beri Susu pada Bayinya yang Dirawat di NICU
Curhatan seorang suami bernama Erlangga Agusta tentang pengalaman sang istri yang melahirkan di tengah pandemi virus Corona, viral di media sosial. Kisah ini ia bagikan melalui akun Twitter pribadi milikinya @AnggaAgusta, Minggu (3/5/2020).
Dalam cuitannya, Erlangga menceritakan bahwa ia terpaksa harus berpisah selama dua hari dengan bayinya, karena sang istri sempat dinyatakan positif COVID-19 melalui rapid test sebelum proses persalinan dimulai. Ia pun meyakini bahwa hasil tes tersebut kurang tepat, sehingga meminta dokter untuk melakukan rapid test yang kedua kalinya, serta CT scan dan juga tes swab.
Erlangga Agusta
@AnggaAgusta
PENGALAMAN ISTRI MELAHIRKAN SAAT PANDEMI COVID
A Thread
3.110
11.46 - 3 Mei 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
1.654 orang memperbincangkan tentang ini
Sementara hasil rapid test dan tes swab sang istri belum keluar, maka bayinya harus dirawat di dalam ruangan neonatal intensive cara unit (NICU) terlebih dahulu untuk sementara waktu.
"Puji Tuhan kondisi baby sehat. Tp karena hasil Rapid Test kedua dan swab belum keluar maka baby sementara akan ditaro di NICU," tulis Erlangga dalam tweetnya.
"Jika hasil rapid kedua istri negatif maka baby bisa langsung masuk ruang bayi. Tp jika hasil rapid positif maka baby harus di swab test jg dan akan tetap dirawat di ruang NICU," lanjutnya.
Selama itu pula mereka tidak bisa bertemu dengan buah hatinya yang baru lahir, dan sang istri juga tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI). Sebab mereka dirawat di dua ruangan yang berbeda.
"Istri di kamar perawatan sementara bayi di ruang NICU. Dengan berat hati (bayi) harus susu formula mas," Ucap Erlangga kepada detikcom, Senin (4/5/2020).
"Selama di sana, karena belum boleh ASI akhirnya saya diizinkan untuk berikan susu formula. Setelah itu saya hanya sempat visit satu kali lagi untuk lihat bayi saya. Karena protap untuk masuk NICU harus pakai alat pelindung diri (APD)," jelasnya.
Hingga akhirnya pada Jumat (1/5/2020), hasil tes swab pun keluar dan menunjukkan bahwa istri dari Erlangga dinyatakan negatif COVID-19.
"Tgl 1 Mei jam 9 pagi. Hasil swab test keluar dan Puji Tuhan hasilnya negatif. Istri bisa langsung gabung dengan baby dan bisa langsung kasih ASI. Kabar baiknya lainnya mereka bisa pulang bareng di hari itu," pungkasnya.