Senin, 04 Mei 2020

Dua Tipe 'Rapid Test' Usulan Bill Gates Cek Mandiri Covid-19

Pendiri Microsoft Bill Gates mengusulkan agar warga bisa melakukan pengetesan swab secara mandiri untuk mendeteksi penyakit Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Menurut Gates, pendekatan swab mandiri membantu deteksi infeksi dan penyebaran virus lebih cepat. Sebab, pengetesan ini bisa dilakukan dengan segera di berbagi lokasi, tidak hanya di pusat kesehatan.

Selain itu, cara ini juga membantu melindungi petugas medis dari risiko paparan infeksi. Sebab, kalau pengetesan dilakukan di pusat kesehatan, petugas medis mesti mengganti alat pelindung diri setiap selesai mengambil sampel untuk mencegah penyebaran penularan.

Tes swab mandiri

Gates mengatakan yayasan miliknya telah berinvestasi dalam penelitian untuk menunjukkan bahwa pasien memiliki peluang untuk melakukan swab mandiri. Ia juga meminta para penerima dana ini untuk mendesain penyeka yang murah dan dapat diproduksi dalam skala besar dengan kualitas baik.

Dalam tes swab mandiri ini, penyekaan akan dilakukan sendiri oleh pengguna pada rongga hidung (nasofharing) atau swab oropharing (rongga mulut). Hal ini serupa dengan pengetesan yang dilakukan oleh dokter.

Semua tes PCR Covid-19 hingga saat ini melibatkan pengambilan usap hidung dan memprosesnya dalam mesin Polymerase Chain Reaction (PCR).

Gates mengatakan tes PCR cukup sensitif karena umumnya dapat menunjukkan apakah seseorang memiliki virus bahkan sebelum memiliki gejala atau menginfeksi orang lain.

Di sisi lain, Gates menyampaikan ada dua jenis mesin PCR, yakni mesin pengolah batch volume tinggi dan mesin volume rendah. Keduanya memiliki peran dalam mendeteksi sampel virus. Mesin volume tinggi bisa menguji sampel dalam jumlah besar. Mesin volume rendah dapat mengidentifikasi virus dalam waktu kurang dari satu jam.

Namun, Gates mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan produsen perihal bagaimana cara agar mesin volume tinggi bisa dua kali lebih produktif.

"Setiap orang yang membuat mesin ini dan beberapa pendatang baru membuat mesin sebanyak mungkin. Menambahkan kapasitas dan memanfaatkan penuh mesin yang sudah tersedia akan meningkatkan kapasitas pengujian," tulisnya dalam catatan di blog pribadi Gates Notes. 

Tes cepat tanpa laboratorium
Petugas medis memperlihatkan sampel darah jurnalis saat Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/4/2020). Rapid test yang diikuti 40 wartawan dari sejumlah media tersebut untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di kalangan wartawan di Kota Makassar. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.Ilustrasi. Bill Gates mendukung pelaksaan rapid test dengan metode tes swab (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)

Gates menambahkan jenis tes lain yang sedang dikembangkan adalah Rapid Diagnostic Test (RDT). Jenis itu seperti tes kehamilan di rumah. Setiap orang akan menyeka hidung secara mandiri dengan cara yang sama seperti untuk tes PCR. Tidak dikirim ke laboratorium, hasil tes RDT ditaruh di wadah cair dan kemudian dituangkan ke selembar kertas yang akan berubah warna jika mendeteksi virus.

"Bentuk tes ini mungkin tersedia dalam beberapa bulan. Meskipun tidak akan sama sensitifnya dengan tes PCR, bagi seseorang yang memiliki gejala itu cukup akurat. Anda masih perlu melaporkan hasil tes ke pemerintah karena mereka membutuhkan visibilitas ke tren penyakit," ujar Gates.

Adapun tentang tes serologi dengan menggunakan darah, dia menilai hanya menunjukkan hasil positif pada penyakit yang terlambat dideteksi. Sehingga, dia menilai tes itu tidak membantu seseorang dalam memutuskan apakah akan dikarantina. Terlebuh, dia berkata tes yang dilakukan sejauh ini memiliki masalah dengan false positive.

Lebih dari itu, Gates menyampaikan ada dua kasus kritis, yakni siapa saja yang simtomatik dan siapa saja yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif. Idealnya, dia berkata kedua kelompok itu dapat melakukan tes di rumah tanpa pergi ke pusat medis.

"Tes masih akan tersedia di pusat-pusat medis, tetapi yang paling sederhana adalah memiliki mayoritas dilakukan di rumah. Untuk membuat itu berfungsi, pemerintah harus memiliki situs web yang dapat dikunjungi dan digunakan untuk melaporkan keadaan, termasuk gejala," ujarnya.

"Jika positif, seseorang akan mendapatkan peringkat prioritas dan semua penyedia tes akan diminta untuk memastikan mereka memberikan hasil cepat ke tingkat prioritas tertinggi," Gates.

Perlu pengetesan sehari

Selain itu, Gates juga menyarankan agar pengetesan bisa dilakukan dengan segera. Sebagai contoh di AS, hasil tes baru bisa diterima setelah 7 hari. Padahal selama 7 hari itu belum tentu seseorang bebas dari infeksi corona. Maka hasil pengetesan instan menurutnya sangat dibutuhkan.

Menguak Asal Bill Gates Jadi Target Teori Konspirasi Covid-19

 Sebuah teori konspirasi menempatkan pendiri Microsoft Bill Gates sebagai orang yang bertanggung jawab atas situasi pandemi Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan jutaan orang terinfeksi dan ratusan ribu meninggal dunia.

Teori konspirasi muncul setelah pakar konservatif mengaitkan sejumlah tindakan dan pernyataan Gates beberapa tahun silam terkait dengan pandemi.

Bill Gates telah mengadvokasi kesiapsiagaan menghadapi pandemi selama bertahun-tahun. Dalam pidato di TED, dia memperingatkan tentang jumlah korban jiwa yang berpotensi mengejutkan akibat pandemi di seluruh dunia.


Ketika pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, Gates menjanjikan US$250 juta untuk memerangi penyakit itu dan untuk membuat vaksin. Luar biasanya, kedua faktor itulah yang memberikan dasar bagi serangkaian teori konspirasi baru yang menunjuk Gates sebagai asal mula virus corona.

Pada 2015, Bill Gates pernah berpidato di TED dengan mengangkat judul "Wabah berikutnya? Kami belum siap".

Kala itu, Gates mencontohkan wabah ebola yang menewaskan ribuan orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Dia kemudian menyoroti faktor-faktor pencegahan penyebaran penyakit di seluruh dunia dan memperingatkan potensi pandemi di seluruh dunia yang jauh lebih menular.

"Kegagalan untuk mencegah bisa memungkinkan epidemi berikutnya secara dramatis lebih dahsyat daripada ebola. Anda dapat memiliki virus di mana orang merasa cukup baik padahal mereka menular ketika naik pesawat atau mereka pergi ke pasar," ujar Gates, seperti dikutip Business Insider. 

Apa yang disampaikan Gates sesuai dengan virus corona baru yang gejalanya tidak selalu bermanifestasi hingga 14 hari dan berpotensi lebih lama.

Mengutip pembicaraan itu dan sumbangan Yayasan Gates senilai US$250 juta untuk memerangi penyakit Covid-19, beberapa ahli teori konspirasi sayap kanan mengklaim Gates adalah dalang yang menciptakan virus corona baru.

Dalam investigasi New York Times, teori konspirasi yang menghubungkan Gates dengan virus corona baru dimulai pada akhir Januari 2020. Dalam laporan itu, Gates disebut telah memiliki pengetahuan tentang pandemi virus corona.

Beberapa hari kemudian, situs web Infowars, situs yang dijalankan oleh Alex Jones, seorang ahli teori konspirasi yang mengklaim penembakan Sandy Hook adalah sebuah kebohongan menerbitkan sebuah artikel yang secara tidak benar menyatakan Gates Foundation turut menyelenggarakan latihan pandemi pada akhir 2019 dan mensimulasikan secara global wabah virus corona.

Karya Infowars berusaha untuk menghubungkan investasi berkelanjutan Gates Foundation dalam memerangi pandemi global dengan pengetahuan sebelumnya tentang pandemi virus corona.

Menurut tindak lanjut FactCheck.org, fakta di balik artikel Infowars yang sebenarnya adalah Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins menggelar latihan yang berfokus pada keadaan darurat kesiapsiagaan jika terjadi 'pandemi yang sangat parah'. Acara itu diikuti oleh Yayasan gates.

Acara itu, kata FactCheck.org, tidak terkait dengan SARS-CoV-2 dan itu tidak membuat prediksi kehidupan nyata tentang angka kematian.

Perbedaan itu, bagaimanapun, diabaikan oleh teori konspirasi.

Melansir CNN, Gates merasa aneh dengan konspirasi yang diarahkan kepada dirinya. Bahkan dia mengaku heran jika ada sejumlah orang yang percaya dengan tudingan tersebut. 

"Saya tidak tahu bahwa sejumlah orang berarti percaya akan hal itu. Anda tahu ada orang yang ingin melihat itu melalui lensa politis, bukan lensa ilmiah," ujar Gates.

Di sisi lain, Gates mengatakan tujuan di balik tindakannya selama ini adalah untuk memperingatkan tentang kerentanan yang terjadi akibat pandemi. Selama ini, Gates berharap bisa melakukan hal tersebut.