Apple membukukan performa keuangan yang cukup baik di tengah pandemi Corona. Akan tetapi mereka memperingatkan masih ada ketidakpastian di masa depan.
Dikutip detikINET dari Reuters, Apple menghasilkan total penjualan USD 58,3 miliar pada kuartal I 2020. Angka itu merupakan peningkatan tipis dari tahun silam yang sebesar USD 58 miliar.
Tapi tak seperti biasanya, Apple tidak menyediakan panduan finansial untuk periode kuartal ini yang bakal berakhir pada bulan Juni. Pasalnya, situasi masih diliputi ketidakpastian terkait wabah Corona.
"Daripada berpura-pura kami bisa memproyeksikannya, kami terus terang saja dan mengatakan bahwa kami kurang tahu untuk melakukan itu," kata CEO Apple, Tim Cook.
Saat ini, Apple Store banyak yang masih ditutup. Kecuali di China daratan, Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan, toko andalan Apple itu masih belum dibuka karena kebijakan lockdown.
Eksekutif Apple mengakui lockdown di berbagai belahan dunia mempengaruhi permintaan produknya. "Jika Anda melihat apa yang terjadi di China, kami mengalami Januari yang bagus, lockdown dimulai di akhir Januari. Di Februari, kami melihat penurunan tajam permintaan," ujar Cook.
Saat lockdown dimulai pada pertengahan Maret di berbagai negara, permintaan di luar China pun ikutan menurun. Tapi ia mengutarakan rasa optimisme bahwa situasi mulai membaik pada paruh kedua April.
Trump Minta Pabrik Daging Tetap Buka, Pekerja Protes Takut Kena Corona
Pekerja pabrik daging di Amerika Serikat (AS) memprotes perintah Presiden AS Donald Trump yang menetapkan pabrik daging tetap buka di tengah pandemi Corona (COVID-19). Pekerja berharap staf pabrik menolak kebijakan ini demi keselamatan pekerja.
Selama beberapa minggu terakhir, sejumlah pemasok daging mengumumkan penutupan sementara karena sebagian pekerja terindikasi COVID-19. Serikat Pekerja Internasional dan Pekerja Komersial Serikat memperkirakan 20 pekerja pengemasan daging dan pengolahan makanan telah meninggal akibat komplikasi COVID-19.
Namun, berbeda halnya dengan cara pandang pemerintah AS. Pada Undang-udang Produksi Pertahanan, Trump mengharuskan pabrik untuk tetap buka karena menganggap sektor ini infrastruktur penting untuk menghindari kondisi yang lebih parah lagi saat krisis.
John Tyson, Komisaris Tyson Food, mengungkapkan jika pabrik daging tutup maka akan berdampak pada krisisnya pasokan daging di seluruh AS.
Selama bertahun-tahun, perusahaan pengolahan daging telah mempercepat jalur produksi untuk memproses lebih banyak daging di setiap fasilitas. Percepatan jalur kerja akan memaksa pekerja tidak memiliki jarak antara satu sama lain saat di pabrik. Saat kondisi mewabahnya virus Corona sekarang ini, hal itu berbahaya bagi pekerja.
Seorang pekerja yang dipekerjakan di Tyson Food Waterloo, Iowa, memberikan harapan terkait kebijakan Trump.
"Secara keseluruhan, itu bisa menjadi hal yang baik jika dilakukan dengan benar. Tapi keyakinanku pada pemerintahan ini tidak pernah kuat. Aku ingin tahu apa yang akan menjadi perlindungan pertanggungjawaban kebijakan ini, " kata pekerja Tyson Food yang tidak ingin disebutkan namanya. Dikutip dari CNN, Kamis (30/2/2020).
Trump tidak kali ini memiliki pandangan berbeda dengan pabrik daging. Setahun lalu Trump menempatkan lebih dari 30% pekerja asing di pabrik AS. Hampir dua pertiga adalah orang Latin (35%), Hitam (20%) atau Asia (8%), menurut laporan Pusat Keadilan Pekerja Arkansas Northwest 2016.