Cristiano Ronaldo menampik kabar hotel miliknya diubah menjadi rumah sakit untuk pasien terinfeksi virus Corona. Itu hanya gosip belaka.
Santer beredar kabar sebuah hotel milik Ronaldo yang ada di Lisbon, Pestana CR7, dialihfungsikan menjadi rumah sakit. Rumah sakit itu disebut-sebut khusus menangani korban keganasan virus Corona Covid 19.
Portugal memang menjadi salah satu negara yang terinfeksi virus Corona. Sementara, muncul 169 kasus dengan belum ada kematian.
Rumor itu pun menjadi viral. Kebaikan Ronaldo mendapatkan pujian dari berbagai belahan dunia.
Dalam prosesnya, juru bicara hotel Pestana CR7 mengklarifikasi kalau kabar itu tak benar. Dia bilang hotel mereka beroperasi seperti biasa, sebagai hotel, bukan rumah sakit.
"Kami ini hotel. Kami tidak menjadi rumah sakit," ujar juru bicara itu seperti dikutip The Sun.
"Hari-hari kami seperti yang lain, kami akan tetap menjadi hotel. Kami sudah dihubungi oleh media. Saya berharap semua baik-baik saja," dia menambahkan.
Sementara itu, Ronaldo sedang menjalani karantina di salah satu vila di kampung halamannya di Madeira. Ronaldo mengabarkan kondisi terkini dan ucapan solidaritas atas hantaman virus Corona itu melalui Instagram.
Desa Terbersih Dunia di Bali Ditutup Sementara, Imbas Corona
Untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Desa wisata Penglipuran, Bangli atau yang dikenal dengan desa terbersih di dunia tidak menerima kunjungan wisatawan untuk sementara.
"Kami dari pengelola wisata itu kan masyarakat banyak yang tidak mau menerima orang menginap termasuk melakukan atraksi kemudian disamping itu juga masyarakat lainya itu kan sangat khawatir dengan isu-isu memang sedang berkembang secara global. Akhirnya kami mengambil inisiatif melaporkan kepada Jero Bendesa Adat agar kita mengambil sikap karena yang statusnya pemilik dari desa pariwisata itu kan desa adat," kata Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Nengah Moneng kepada detikcom saat dihubungi, Selasa (17/3/2020).
Keputusan ini diambil setelah pihak Desa Adat dan pengelola melakukan rapat. Keputusan untuk tidak menerima wisatawan ini dianggap merupakan langkah yang paling tepat.
"Kami kan pengelolanya, itu kami waktu membuka acara kami membuka kesempatan pertama untuk menyampaikan permasalahan, yang dibuka oleh Bendesa kami menyampaikan beberapa pilihan. Pilihan pertama tetap berjalan seperti biasa tetapi kami dari awal sudah menyiapkan semacam alat-alat untuk memproteksi petugas kami dari penyakit itu misalnya masker, hand sanitizer dan penyemprotan tapi beli nggak dapat-dapat jika tetap jalan kami sudah siapkan itu dan juga mengedukasi kepada petugas kami," jelas Nengah.
"Akhirnya pilihan kedua apakah ditutup kan gitu? Pilihan ketiga membuka terbatas, dari berbagai penjelasan akhirnya dengan rapat yang cukup alot diputuskan dipilih tidak menerima kunjungan wisatawan," tambah Nengah.
Penutupan Desa Panglipuran, Bali ini akan dimulai tanggal 18 Maret 2020 hingga 30 Maret 2020. Saat ini pengelola dan pihak Desa Adat sudah menerjunkan pecalang (Petugas keamanan desa adat di Bali) untuk berjaga.
"18 Maret sampai tanggal 30 Maret. Sekarang hanya ada pecalang yang berjaga," imbuh Nengah.