Selasa, 31 Maret 2020

Kedubes Prancis Hentikan Sementara Visa Buat Turis Indonesia

Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia menghentikan sementara layanan visa untuk turis Indonesia. Kebijakan ini diambil terkait wabah virus Corona. Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia memutuskan untuk menghentikan sementara layanan visa untuk turis dari Indonesia. Keputusan ini mulai berlaku efektif hari Selasa (17/3).

Dilihat detikTravel dari akun Instagram resmi Kedubes Prancis, pelayanan visa ini disetop sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Pelayanan akan dibuka kembali setelah situasi membaik.

Prancis termasuk negara di Eropa yang cukup parah terkena wabah Corona, selain Italia. Hingga sekarang sudah ada 7.696 orang yang positif terkena virus Corona, dengan korban jiwa sebanyak 148 orang meninggal dunia dan baru 2 orang sembuh menurut data dari Universitas John Hopkins.

Prancis sendiri mulai memberlakukan lockdown pada tanggal 17 Maret tengah hari waktu setempat demi mencegah penyebaran Corona. Lockdown di Prancis akan berlaku selama 15 hari ke depan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron sendiri mengimbau agar masyarakat untuk tetap tinggal di rumah. Masyarakat hanya akan diizinkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok dan bekerja.

Macron menambahkan bahwa setiap masyarakat yang melanggar akan dikenakan sanksi. Namun dia tak menguraikan detailnya. Pemerintah Prancis juga sudah menutup perbatasan untuk WNA Non Schengen dan mengontrol ketat perbatasan.

10 Destinasi Popular Ini Mendadak Sepi Imbas Corona

Destinasi Popular yang Mendadak Sepi karena COVID-19
COVID-19 yang telah mewabah di banyak negara membuat banyak destinasi yang dulunya popular mendadak sepi. Banyak orang yang memilih tetap di rumah dari pada berwisata.

dilansir dari Travel+Leisure, beberapa destinasi terlihat kosong semenjak wabah virus Corona menyebar. Berikut 10 destinasi yang mendadak sepi karena COVID-19.

1. Museum Louvre, Paris-Prancis
Museum Louvre yang menjadi destinasi popular yang disukai wisatawan di Paris. Pihak Museum telah menutup kunjungan sementara sejak tanggal 13 Maret 2020.

Museum akan dibuka kembali saat situasi terkait wabah virus Corona pulih. Pada tahun lalu, museum ini dikunjungi oleh sekitar 9,6 juta wisatawan. Namun sekarang, situasi museum sangat sepi.

2. Piazza Navona-Roma, Italia
Restoran Italia ini biasanya ramai didatangi wisatawan. Terletak di pusat bersejarah Roma, restoran ini punya tiga air mancur yang menakjubkan.

Saat wabah virus Corona telah menyebar di Italia, para warga memilih untuk tinggal di rumah. Sekarang, restoran ini hampir kosong.

3. Masjidil Haram-Mekah-Arab Saudi
Pemerintah Arab Saudi masih menutup Masjidil Haram untuk kegiatan ibadah umrah. Menjadi situs tersuci agama islam, Kakbah selalu didatangi oleh umat islam setiap hari untuk ibadah umrah dan ibadah haji di bulan Dzulhijjah.

Karena virus Corona, kakbah belum bisa dikunjungi oleh umat islam dari penjuru dunia. Kawasan ini sempat terlihat kosong tanpa ada manusia yang mengitari Kakbah.

Virus Corona Bikin Wisata Seks di Jerman Menderita

Wabah virus Corona benar-benar membuat berbagai sektor kena imbasnya. Sampai-sampai wisata seks di Jerman pun ikut terpengaruh. Para pekerja seksnya menderita.

Tak bisa ditutupi, wisata seks di beberapa negara Eropa memang dilegalkan. Namun di tengah badai virus Corona seperti sekarang, mereka yang bekerja di industri ini jadi ikutan merana.

Tempat-tempat pelacuran ditutup, para pekerja seks pun mengeluh, apalagi para pemiliknya. Salah satu yang berkeluh kesah adalah Aurel Johannes Marx, pemilik 'Lankwitzer 7', sebuah rumah pelacuran 3 kamar di kota Berlin, Jerman.

Dirangkum detikTravel dari beberapa sumber, sudah beberapa pekan ini usaha pelacuran Marx sepi. Hampir tak ada seorang tamu pun mampir ke tempatnya.

"Sudah beberapa pekan ini bisnis saya turun lebih dari 50%," kata Marx seperti dikutip dari AP.

Susanne Bleier Wilp, mantan pekerja seks yang kini jadi aktivis menyebut virus Corona menyebabkan ketakutan di kalangan para wanita malam. Ribuan pekerja seks di Jerman merasa tidak aman saat melayani tamu di tengah isu virus Corona.

"Saat ini, ada banyak wanita yang berhenti dari profesi ini karena alasan keamanan," terang Susanne kepada AP.

Yang jadi permasalahan adalah kebanyakan wanita yang jadi pekerja seks di Jerman berusia sangat muda. Sementara itu pelanggannya banyak yang berusia di atas 50 tahun. Seperti yang kita tahu, penularan virus Corona sangat rentan di usia tersebut.

Belum lagi, para pekerja seks ini tidak pernah tahu riwayat kesehatan dari pelanggannya. Itu bisa menyebabkan reaksi berantai penyebaran virus Corona yang sangat buruk.

"Di bisnis ini, sangat normal untuk berinteraksi secara anonim atau menggunakan nama alias. Itu yang jadi masalah," imbuh Susanne.

Kesulitan finansial

Permasalahan lain yang tak kalah pelik adalah para pekerja seks di Jerman kesulitan finansial akibat sepinya tamu gara-gara Corona. Ada beberapa yang punya tabungan untuk bertahan hidup selama beberapa bulan, tapi lebih banyak yang tidak punya.

Para pekerja seks di Jerman tidak termasuk golongan pekerja yang dicover oleh pemerintah ketika kehilangan penghasilan saat ada wabah virus Corona. Itu karena mereka dianggap sebagai wiraswasta, bukan sebagai karyawan suatu perusahaan.

"Pekerja seks biasanya bekerja sendiri, bukan karyawan. Itu berarti mereka menanggung semua resikonya sendirian. Ini akan jadi sulit bagi mereka apabila krisis Coronna berlangsung lebih panjang," kata Susanne.

Mulai Sabtu (14/3) pekan lalu, otoritas Berlin meminta agar pusat hiburan malam, termasuk bar dan tempat pelacuran tutup sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Di Belanda, Red Light District yang sudah terkenal dengan wisata seksnya juga ditutup.

Di Kota Berlin sendiri, sudah ada 332 kasus positif COVID-19. Sejumlah kasus infeksi dilaporkan terjadi di bar dan klub malam di kota tersebut.

Wisata seks di Jerman sendiri sudah dilegalkan sejak 20 tahun terakhir. Kini, gegara virus Corona mereka terpaksa tiarap dulu, sambil menanti virus dari ini mereda, entah sampai kapan.