Selasa, 03 Maret 2020

Istana di Inggris Pekerjakan Robot Sebagai Pemandu Wisata

Blenheim Palace di Inggris melakukan sebuah inovasi tak biasa demi wisatawan. Caranya dengan mempekerjaan sebuah robot untuk menemani wisatawan.

Bayangkan bagaimana rasanya ditemani dan dipandu langsung oleh seorang robot. Bukan di film fiksi ilmiah, kamu bisa merasakan pengalaman serupa jika mampir ke Blenheim Palace.

Adalah Vetty, sebuah robot dengan kode MetraLabs SCITOS A5 yang ditunjuk oleh pihak pengelola kerajaan Blenheim untuk mengemban tanggung jawab itu. Dikumpulkan detiktravel dari berbagai sumber, Kamis (31/1/2019), robot yang diberi nama Betty itu dibuat oleh Oxford Robotics Institute (ORI) dari Universitas Oxford seperti diberitakan media Daily Mail.

"Ini merupakan kesempatan yang menarik untuk kami dan pihak ORI," ujar manager Blenheim Palace, Doug McCutcheon.

Diketahui, nama besar ORI di bidang permesinan dan navigasi memang telah mendunia. Keahlian mereka di bidang itu pun kembali ditunjukkan lewat robot Betty.

"Betty menunjukkan bagaimana robot dapat bekerjasama dengan manusia. Izinkan kami untuk menunjukkan teknologi tersebut," ujar peneliti senior ORI, Dokter Bruno Lacerda.

Oleh pihak ORI, robot Betty diprogram sedemikian rupa untuk meyambut turis sekaligus memberikan informasi dan kisah sejarah terkait Blenheim Palace.

Selain bertanya perihal informasi, Betty pun bisa diajak selfie bareng traveler. Nantinya, Betty akan mengunggah fotonya ke twitter dengan tagar #bettyinthepalace.

Apabila semua berjalan lancar, bukan tidak mungkin kalau Betty akan dipekerjakan kembali di Blenheim Palace tahun ini setelah usai masa uji coba.

Kisah Pesawat 'Hantu' di Bandara Spanyol

Di Bandara Internasional Barajas, Madrid ada sebuah pesawat hantu. Dari 2010 sampai sekarang, pesawat ini dibiarkan begitu saja di tarmac.

Sudah jadi pemandangan umum, ada banyak pesawat parkir di bandara. Tapi di Bandara Internasional Barajas di Madrid, Spanyol ada satu pesawat parkir yang tidak diketahui rimba pemiliknya. Orang-orang menyebutnya sebagai pesawat hantu.

Dilihat detikTravel dari beberapa sumber, Kamis (31/1/2019), pesawat jet hantu ini diketahui berjenis McDonnell Douglas MD87 yang didaftarkan dengan kode EC-KRV. Rupanya pesawat ini punya sejarah yang cukup panjang.

Menurut harian El Pais, pesawat MD87 ini pertama kali dimiliki oleh maskapai Iberia pada tahun 1990. Kemudian, pesawat ini dijual ke maskapai Pronair pada tahun 2008 untuk digunakan di China.

Tapi sayang, maskapai ini gulung tikar. Jadilah pesawat ini dibeli oleh perusahaan kargo bernama Saicus Air, yang juga mengalami kebangkrutan di tahun 2010.

Sejak 2010, sampai sekarang pesawat MD87 ini pun teronggok begitu saja di tarmac Bandara Barajas, Madrid. Tidak ada yang tahu siapa pemiliknya sekarang.

Pihak Aircraft Registration Security Agency Spanyol pun tengah mencari keberadaan pemilik si pesawat hantu ini. Siapapun pemiliknya, bisa dipastikan harus membayar denda, pajak, dan biaya parkir yang amat mahal.

Jika tidak ada yang mengakui pesawat ini, pihak yang berwenang akan melelang pesawat tanpa tuan tersebut. Harga lelangnnya mulai dari Rp 19,2 Miliar. Semua keuntungan dari lelang ini akan masuk ke kas negara Spanyol. 

Membunuh Bosan di Pulau Terpencil di Bumi

 Easter Island merupakan salah satu pulau terpencil di dunia. Jauh dari mana-mana, masyarakatnya punya cara sendiri untuk membunuh bosan.

Jika mencari daftar pulau terpencil sedunia, maka Easter Island alias Pulau Paskah masuk di dalamnya. Pulau di Samudera Pasifik yang masuk dalam wilayah negara Chile ini jauh dari mana-mana. Tetangganya paling dekat yakni Pulau Pitcairn berjarak 2.600 km, sedangkan daratan Chile terpisah sejarak 3.753 km.

Easter Island dihuni sekitar 4.700 orang, yang sudah menetap sejak abad ke-12. Mereka, orang asli Polinesia berprofesi sebagai nelayan dan juga berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pertanyaan paling umum tentang masyarakatnya adalah, bagaimana mereka membunuh rasa bosan?

Penulis BBC Travel, Matt Maynard menulis tentang pengalaman perjalanannya ke Easter Island. Dilihat detikTravel, Kamis (31/1/2019) Salah satu cara mengusir rasa bosan di sana adalah banyaknya festival tiap tahun yang diadakan di Hanga Roa, kota terbesar dari Easter Island.

Yang paling terkenal, bernama Festival Tapati. Bukan sembarang festival, Festival Tapati berlangsung di awal bulan Februari setiap tahun. Festival itu bertujuan untuk menyatukan warga Easter Island, yang di zaman dulu sebagai bentuk pesta karena warganya menganggap bahwa merekalah manusia-manusia yang masih tersisa di Bumi.

Dalam Festival Tapati digelar banyak aktivitas, sebut saja tarian, musik, memasak sampai olahraga. Mereka yang datang pun akan menggenakan pakaian adat, seperti hami yakini penutup alat kelamin pria.

Para pria yang datang tidak hanya membawa keluarga, tetapi juga kuda. Mereka siap berpacu di lintasan untuk menjadi yang paling hebat.

Untuk anak-anak, mereka punya permainan sendiri. Anak-anak akan berjalan ke atas bukit, lantas dengan daun pisang dan bambu yang dirakit sedemikian rupa, mereka meluncur ke bawah. Semuanya senang, semuanya tertawa.

Selama Festival Tapati berlangsung, warga Easter Island akan tumpah ruah di jalanan. Saling berpesta dengan riang gembira bersama, mensyukuri kehidupannya.

Turis yang datang pun bakal diajak turut serta. Tak perlu malu untuk memakai pakaian tradisionalnya, warganya akan menyambut dengan penuh suka cita.

Bahkan, turis yang datang akan diberi senyum sumringah. Sebagai ucapan terimakasih, untuk mengenal kebudayaan orang-orang Easter Island di pulau terpencil di Bumi. 

Istana di Inggris Pekerjakan Robot Sebagai Pemandu Wisata

Blenheim Palace di Inggris melakukan sebuah inovasi tak biasa demi wisatawan. Caranya dengan mempekerjaan sebuah robot untuk menemani wisatawan.

Bayangkan bagaimana rasanya ditemani dan dipandu langsung oleh seorang robot. Bukan di film fiksi ilmiah, kamu bisa merasakan pengalaman serupa jika mampir ke Blenheim Palace.

Adalah Vetty, sebuah robot dengan kode MetraLabs SCITOS A5 yang ditunjuk oleh pihak pengelola kerajaan Blenheim untuk mengemban tanggung jawab itu. Dikumpulkan detiktravel dari berbagai sumber, Kamis (31/1/2019), robot yang diberi nama Betty itu dibuat oleh Oxford Robotics Institute (ORI) dari Universitas Oxford seperti diberitakan media Daily Mail.

"Ini merupakan kesempatan yang menarik untuk kami dan pihak ORI," ujar manager Blenheim Palace, Doug McCutcheon.

Diketahui, nama besar ORI di bidang permesinan dan navigasi memang telah mendunia. Keahlian mereka di bidang itu pun kembali ditunjukkan lewat robot Betty.

"Betty menunjukkan bagaimana robot dapat bekerjasama dengan manusia. Izinkan kami untuk menunjukkan teknologi tersebut," ujar peneliti senior ORI, Dokter Bruno Lacerda.

Oleh pihak ORI, robot Betty diprogram sedemikian rupa untuk meyambut turis sekaligus memberikan informasi dan kisah sejarah terkait Blenheim Palace.

Selain bertanya perihal informasi, Betty pun bisa diajak selfie bareng traveler. Nantinya, Betty akan mengunggah fotonya ke twitter dengan tagar #bettyinthepalace.

Apabila semua berjalan lancar, bukan tidak mungkin kalau Betty akan dipekerjakan kembali di Blenheim Palace tahun ini setelah usai masa uji coba.