Minggu, 01 Maret 2020

KLHK & Pemprov NTT Akan Tingkatkan Pengamanan di TN Komodo

Duduk bareng, pihak KLHK, Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat bicara keberlangsungan TN Komodo. Rencananya, pengamanan TN Komodo akan ditingkatkan bersama.

Pertemuan itu melibatkan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno dengan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait di lantai 8 ruang rapat Ditjen KSDAE KLHK, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Sejumlah keputusan bersama diambil terkait TN Komodo.

Pertemuan itu membahas sejumlah permasalahan yang ada di TN Komodo beserta solusinya. Terutama soal perburuan rusa liar yang dianggap membahayakan keberlangsungan Komodo.

"Pengamanan dan perlindungan satwa Komodo termasuk jaminan ketersediaan mangsanya, terutama rusa," ujar Wiratno.

Dijelaskan oleh Alexander, data dari pihaknya menyebut kalau jumlah Komodo mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2018. Yakni dari 3.000 komodo di tahun 2012 menjadi 2.800 komodo di tahun 2018, atau turun 200 ekor Komodo.

Tak hanya pihak Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat, pihak KLHK juga akan menggandeng pihak Balai TN Komodo termasuk pelaku wisata untuk menjaga warisan dunia tersebut lewat patroli bersama. Termasuk untuk menjaga terumbu karang di perairan TN Komodo.

"Peningkatan patroli bersama antara Balai TN Komodo dengan TNI AL, Polda NTT, Polres Manggarai Barat, beserta para tour operator, masyarakat mitra Polhut dari Desa Komodo, Desa Pasir Panjang dan Desa Papagarang dalam rangka pengamanan kawasan perairan dan daratan dari perburuan liar dan perusakan terumbu karang," papar Wiratno.

Selain aktivitas ilegal seperti perburuan rusa dan pengrusakan terumbu karang, Pihak KLHK dan Pemprov NTT juga akan mengawasi wisatawan yang ingin datang melihat Komodo hingga snorkeling dan diving di kawasan taman nasional.

"Pengaturan secara menyeluruh sistem pengelolaan pengunjung, pengelolaan information centre, pengelolaan ekosistem savana dan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat untuk konservasi dan ekonomi," tutup Wiratno.

Seperti diketahui, TN Komodo dikunjungi oleh sekitar 159 ribu wisatawan tahun 2018 lalu. Tentu dibutuhkan regulasi dan jumlah personel yang tidak sedikit untuk mengawasi keseluruhan TN Komodo yang memiliki total area seluas 1.733 km persegi. 

Apabila Jadi, Pulau Komodo Ditutup Mulai Januari 2020

Wacana penutupan TN Komodo selama setahun berganti jadi hanya di Pulau Komodo. Apabila jadi, penutupan akan dilakukan terhitung dari Januari 2020.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berkeinginan untuk menutup keseluruhan TN Komodo selama setahun untuk menjaga habitat Komodo dan ketersediaan rusa yang disebutnya kian menipis.

Dalam rapat hari Rabu ini di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta (6/2/2019), Dirjen KSDAE KLHk Wiratno beserta Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT, Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait sampai pada putusan baru.

Pihak KLHK dan segenap stakeholder terkait disebutkan akan segera membentuk tim terpadu untuk melihat kondisi Komodo di lapangan. Dijelaskan, bahwa tim terpadu tersebut akan membuat laporan kembali pada Menteri KLHK Siti Nurbaya pada bulan Juli 2019 mendatang.

"Sekarang sesegera mungkin Juli akan ada keputusan terkait penutupan sementara TN Komodo. Ditutup atau tidak ditutup alasannya apa," ujar Wiratno.

Tak hanya itu, lingkup penutupan juga dipersempit dari yang tadinya di TN Komodo menjadi hanya di Pulau Komodo. Apabila semua data telah diperoleh dan penutupan dirasa perlu, wacananya akan dimulai pada awal tahun depan.

"Rencana penutupan Pulau Komodo untuk tujuan wisata, dapat dilakukan setelah adanya hasil dari tim terpadu dan berlaku mulai Januari 2020," ujar Wiratno.

Terkait wisatawan yang telah memesan paket wisata ke Pulau Komodo, Wiratno menyebut bahwa wisatawan masih dapat berkunjung ke destinasi di luar Pulau Komodo apabila rencana penutupan jadi dilakukan.

Sriwijaya Air Tambah Charter Flight China-Manado

Sriwijaya Air membuka rute charter flight baru, yaitu Manado-Hangzhou. Dengan adanya rute baru ini diharap kunjungan turis bisa semakin meningkat.

Dilihat detikTravel dari Antara, Rabu (6/2/2019), maskapai Sriwijaya Air terus meningkatkan penerbangan sewa dengan rute China-Manado, guna mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Masih dalam suasana Tahun Baru Imlek 2570, Sriwijaya Air turut meramaikan penerbangan charter ke China dengan membuka rute baru Manado-Hangzhou," kata Airport Operation and Services Department Head Bandara Sam Ratulangi Manado Yusman di Manado.

Dia menyambut baik dengan adanya penerbangan perdana ini, karena turut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang masuk ke Sulawesi Utara. "Semoga ke depannya charter flight ini bisa resmi menjadi schedule flight," ujar Yusman.

Pada penerbangan charter perdana Sriwijaya Air dari dan ke Bandar Udara Internasional Xiaoshan Hangzhou kali ini, menggunakan pesawat Boeing 737-800 dengan kapasitas 189 penumpang.

Sriwijaya Air SJ-4053 tiba di Manado pada pukul 04.43 WITA dari Huangzhou membawa 183 penumpang dan 10 kru. Dalam menyambut penumpang penerbangan perdana kali ini, Bandara Sam Ratulangi menyajikan musik kulintang, suvenir bagi seluruh penumpang, dan tentunya secara simbolis dilakukan pengalungan kain bentenan bagi perwakilan crew serta penumpang.

Adapun selama bulan Februari 2019, Sriwijaya Air dijadwalkan melakukan penerbangan charter dari dan ke Hangzhou sebanyak 3 kali. Selain Sriwijaya Air dengan rute barunya Hangzhou, saat ini Lion Air telah melayani 4 rute penerbangan charter, yakni Changsha Huanghua, Tianjin, Guangzhou Baiyun, dan Shanghai Pudong.

Pada tahun 2018, turis China memang masih mendominasi dibandingkan turis asing dari negara lainnya. Menurut data Imigrasi Manado, turis China yang masuk melalui Bandara Sam Ratulangi Manado mencapai 107.075 atau meningkat 69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.

Selain Hangzhou, nantinya pada bulan April Sriwijaya Air berencana akan melayani rute baru ke Bandar Udara Internasional Nanning dengan penerbangan terjadwal atau schedule flight sebanyak 2 kali dalam seminggu pada hari Selasa dan Sabtu.

"Manado nampaknya masih menjadi salah satu destinasi yang diminati turis dari China, antusias ini semoga dapat terus membawa dampak positif bagi dunia pariwisata di Sulawesi Utara, semoga semakin banyak rute internasional lainnya yang masuk ke Bandara Sam Ratulangi Manado," ujar Yusman.

KLHK & Pemprov NTT Akan Tingkatkan Pengamanan di TN Komodo

Duduk bareng, pihak KLHK, Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat bicara keberlangsungan TN Komodo. Rencananya, pengamanan TN Komodo akan ditingkatkan bersama.

Pertemuan itu melibatkan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno dengan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait di lantai 8 ruang rapat Ditjen KSDAE KLHK, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Sejumlah keputusan bersama diambil terkait TN Komodo.

Pertemuan itu membahas sejumlah permasalahan yang ada di TN Komodo beserta solusinya. Terutama soal perburuan rusa liar yang dianggap membahayakan keberlangsungan Komodo.

"Pengamanan dan perlindungan satwa Komodo termasuk jaminan ketersediaan mangsanya, terutama rusa," ujar Wiratno.

Dijelaskan oleh Alexander, data dari pihaknya menyebut kalau jumlah Komodo mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2018. Yakni dari 3.000 komodo di tahun 2012 menjadi 2.800 komodo di tahun 2018, atau turun 200 ekor Komodo.

Tak hanya pihak Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat, pihak KLHK juga akan menggandeng pihak Balai TN Komodo termasuk pelaku wisata untuk menjaga warisan dunia tersebut lewat patroli bersama. Termasuk untuk menjaga terumbu karang di perairan TN Komodo.

"Peningkatan patroli bersama antara Balai TN Komodo dengan TNI AL, Polda NTT, Polres Manggarai Barat, beserta para tour operator, masyarakat mitra Polhut dari Desa Komodo, Desa Pasir Panjang dan Desa Papagarang dalam rangka pengamanan kawasan perairan dan daratan dari perburuan liar dan perusakan terumbu karang," papar Wiratno.