Sabtu, 29 Februari 2020

Cerita Kepariwisataan Pinggiran Indonesia, Lewat Jalan Terjal atau Laut

Bahagia juga rasanya bisa menyaksikan era perubahan mereka. Inilah cerita kepariwisataan di Pulau Pura, Alor, NTT.
Beberapa hari lalu saya mengunjungi Pulau Pura, salah satu Pulau yang berada di antara Pulau Alor dan Pantar. Pulau Pura ini masih masuk kedalam wilayah Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk tiba di pulau ini saya terlebih dahulu memesan tiket pesawat dari Kota Kupang menuju Kota Kalabahi yakni Ibu Kota Kabupten Alor. Dari Kota Kalabahi perjalanan saya lanjutkan kembali dengan naik angkutan desa menuju Dermaga Alor Kecil. Nah dari dermaga inilah saya naik kapal kecil menuju Pulau Pura.

Yang susah dari pulau ini adalah sumber air bersihnya karena air yang bisa dikonsumsi terbatas. Meski pemerintah sudah memberikan bantuan berupa toren di tiap rumah atau perkampungan namun tetap saja air terbatas.

Di pulau dengan satu kecamatan ini rupanya sudah ada banyak SD, SMP dan yang terbaru ada satu SMA yang sudah dibangun. Jadi anak-anak di pulau ini nggak perlu menyeberang ke Pulau Alor Besar untuk sekolah SMA.

Saat saya berkeliling, mata saya tertuju pada sebuah jalanan di atas perbukitan kampung yang bisa dibilang cukup bagus. Cerita warga di sana, jalanan ini masih tergolong jalanan baru dibangun satu tahun terakhir. Dulunya mereka melewati jalanan terjal atau via laut untuk pergi ke kampung lainnya.

Selama perjalanan ada banyak tiang listrik yang masih baru terpasang di sepanjang jalan antar kampung. Listrik Ini rupanya masih memakai tenaga diesel dan hanya menyala Mulai pukul 18.00-6.00 pagi. Menurut warga listrik ini juga baru setahun terakhir dipasang mengelilingi kampung di pulau ini.

Dikota itu enak, semua serba dimanjakan, fasilitas umum, fasilitas gratisan hingga fasilitas berbayar. Di pulau-pulau terpencil seperti ini sudah dibangun jalan dan listrik yang terbatas begini saja sudah sangat bersyukur sebab mereka hidup dalam keterbatasan selama berpuluh-puluh tahun dan baru di era sekarang mereka bisa mulai menikmati yang namanya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia (meski belum semua kampung, desa atau pulau terpencil dibangun jalan atau dialiri listrik).

Tiap malam mereka bisa nonton TV alias hiburan gratis karena listrik menyala. Mereka bisa keliling antar kampung dan menuju sekolah, sudah lebih enak. Karena kini bisa dilalui sepeda atau motor bahkan mobil-mobil truk pengangkut jagung dan tanaman lainnya. Hasil kebun juga bisa didistribusikan dengan baik tanpa biaya pengiriman yang besar.

Sekarang buat menuju Alor sudah gampang. Banyak kapal fery dan kapal Pelni plus Tol Laut melintas di Alor. Ada juga Bandara Mali yang lagi dibangun dengan design arsitektur lokal. Kini Warga Alor nggak perlu lagi nunggu berminggu-minggu buat keluar Alor atau ke pulau lainnya. Transportasi murah dan mudah bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhanya.

Gambaran di atas hanya seklumit cerita kecil dari perjelananku selama hampir 1 tahun ini. Bahagia rasanya bisa melihat banyak kemajuan dan pembangunan di pelosok-pelosok negeri ini, mulai dari perbatasan, pulau-pulau terpencil, kampung pedalaman, pelabuhan, bandara, jalan trans, listrik, sekolah hingga harga BBM yang merata ditiap tempat yang saya kunjungi.

Bahagia juga rasanya bisa menyaksikan era perubahan mereka. Mendengar keluh kesah mereka hingga merasakan wujud syukur mereka yang sederhana. Bahagia pula karena hidupku nggak hanya dihabiskan dan dituakan di kota tanpa pernah menyentuh kehidupan di bawah yang sesungguhnya.

Cerita Mengelilingi Destinasi Mainstream Pulau Lombok

Tiba waktunya aku berkunjung ke Indonesia Bagian Tengah, yaitu Lombok. Melihat keindahan alam dan beberapa suku budaya yang ada di sana membuatku sangat kagum akan keindahan dan budaya Indonesia.
Singkat cerita, setelah menyeberangi Pelabuhan Teluk Kodek menuju ke Gili Trawangan kami mengelilinginya dengan menggunakan sepeda yang sudah disediakan. Waktu cepat berlalu dan senja pun sudah mulai datang, bagaimana aku bisa mengartikannya? Ah sudahlah aku tidak bisa mengungkapkannya karena terlalu indah, ditemani secangkir kopi hangat dan kerasnya suara ombak sambil memandangi awan kuning oranye.

Keesokan harinya, kam menggunakan speed boats dan mengelilingi Gili Pasir, Gili Petulu serta Pink Beach. Snorkeling di pink beach pertama kali ada rasa takut, tapi jangan khawatir kami didampingi dengan orang yang profesional. Tidak bisa berkata-kata lebih banyak selain mengucap syukur akan keindahan alam bawah laut. Terumbu karang, ikan-ikan, bintang laut, masya Allah cantiknya luar biasa.

Nah, spot yang ini menguras tenaga banget adalah Tiu Kelep (persis di bawah kaki Gunung Rinjani) dengan 1500 anak tangga. Adem banget nggak ada panas-panasnya. Terdengar suara bisingnya air terjun membuat ku semakin semangat untuk sampai ke tempat tujuan. Untuk sampai ke titik puncaknya kami harus melewati hutan lindung dan juga sungai kecil. Ini harus bawa pakaian ganti ya, karena melewati sungai yang ketinggian airnya sampai selutut dan harus hati-hati karena agak licin.

Setelah melihat keindahan alam, ada satu tempat yang membuat aku pribadi tercengang, Desa Sukarara namanya. Di desa ini, salah satu pembuat kain tenun khas Lombok yang di kerjakan oleh perempuan asli Lombok. Menariknya, apabila perempuan asli Desa Sukarara tidak bisa mengerjakan atau membuat kain tenun, katanya tidak boleh menikah. Jadi perempuan asli Desa Sukarara kalau mau menikah harus bisa membuat kain tenun dahulu. Ini salah satu khas kebudayaan Lombok.

Kuta Mandalika, Tanjung Aan, Bukit Merese, beberapa spot yang paling aku suka. Dari atas Bukit Merese aku bisa melihat keindahan laut biru, langit yang begitu cerah ditambah dengan pancaran sinar matahari, hembusan angin sangat terasa, suara ombak yang begitu kencang, terpikir di benakku, mungkin aku diminta untuk turun sejenak dan bermain air laut di tepi pantai.

Tidak dapat dipungkiri lagi, keindahan Indonesia Bagian Tengah sangat memesona, keindahan alamnya yang sangat luar biasa. Saat itu aku sangat bahagia karena bisa melakukan perjalanan ke luar Pulau Jawa untuk yang pertama kalinya, aku merasa jatuh cinta akan indahnya Pulau Lombok dan macam ragam budaya yang ada di sana.

Buat teman-teman semua, kalau ingin berpergian, sekarang nggak perlu khawatir lagi mengenai transportasi dan akomodasinya. Tinggal klik aja tiket.com semua nya sudah ada di situ, dan ga perlu ribet lagi. Kemanapun berpergiannya beli tiketnya di tiket.com aja. Lebih mudah, aman dan terpercaya. #semuaadatiketnya