Rabu, 05 Februari 2020

Orang Indonesia Makin Suka Wisata MICE ke Korea Selatan

MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) merupakan salah satu andalan pariwisata Korea. Orang Indonesia pun sangat suka dengan hal itu.

Dalam siaran pers dari Korea Tourism Organization (KTO) yang diterima detikTravel, Jumat (12/4/2019) Korea Selatan begitu serius dalam pengembangan wisata MICE. Korea Selatan dalam memberikan pelayanan terbaiknya seperti penyediaan para ahli di bidangnya dan infrastruktur kelas dunia, lokasi penyelenggaraan MICE yang nyaman dan suguhan panorama dan berbagai kegiatan unik.

Korea Selatan tidak hanya menawarkan gedung konvensi atau ballroom berkapasitas besar, tetapi juga venue-venue unik baik dari segi tempat maupun kegiatan. Tujuannya adalah agar acara MICE semakin berkesan. Contohnya adalah komplek Hanok atau pusat kebudayaan dengan berbagai program tradisional seperti mencicipi sajian masakan kerajaan yang autentik, menjajal mengenakan pakaian hanbok, bermain samulnori (perkusi Korea) dan Janggu (semacam gendang) hingga membuat teh hijau Korea.

Untuk soal transportasi, Korea Selatan tak hanya dapat diakses dengan muda dari berbagai kota di Asia, termasuk Jakarta dengan penerbangan langsung sekitar 6,5 - 7 jam ke Seoul, tetapi juga menawarkan opsi transportasi yang cepat nyaman dan beragam.

Soal promosi wisata MICE, KTO selalu menggelar kegiatan MICE Roadshow ke berbagai negara. Untuk tahun ini, KTO juga kembali menggelar MICE Roadshow ke beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, MICE Roadshow ini digelar di Jakarta pada 11 April 2019 kemarin di Hotel Mulia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, KTO kembali memfasilitasi para pelaku bisnis wisata MICE Korea untuk bertemu langsung dengan pelaku bisnis wisata MICE Indonesia dalam format B2B. Sebanyak 26 pelaku wisata MICE Korea yang hadir diantaranya adalah Hotel dan Resort, Travel Agent, atraksi wisata, pemerintahan daerah dan lainnya.

"Wisatawan MICE Indonesia ke Korea mengalami peningkatan yang cukup signigfikan. Tahun 2018 lalu, kenaikan wisatawan MICE mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Hal ini merupakan hasil yang sangat positif, tetapi ini juga berarti bahwa KTO Jakarta harus bekerja semakin keras di tahun ini. Semoga di tahun ini wisatawan MICE ke Korea tetap memiliki tren yang positif," kata Andrew Kim Jonghoon, Direktur KTO Jakarta.

Ini Update Terbaru Penutupan Taman Nasional Komodo

 Wacana penutupan Pulau Komodo di NTT terus dibicarakan. Ini update terbarunya.

Pada awal Februari kemarin, pembicaraan soal Pulau Komodo memasuki babak baru. Setelah pihak KemenLHK dan Balai Besar TN Komodo bertemu semeja dengan pihak Pemprov NTT, disepakati bahwa hanya Pulau Komodo yang akan ditutup. Setelah itu, tim terpadu bentukan KemenLHK dan pihak Pemprov NTT dibuat untuk meriset lebih lanjut.

Tenggat waktu hingga bulan Juli pun diberikan oleh KemenLHK. Dilihat dari situs resmi Humas KemenLHK, Jumat (12/4/2019), pihak KemenLHK yang diwakili oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno pun masih menunggu keputusan tim terpadu hingga saat ini.

"Hal ini sesuai dengan hasil rumusan Rapat Koordinasi Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Provinsi NTT, di Jakarta (06/02/2019), yang dihadiri oleh Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Manggarai Barat, yang antara lain menyatakan bahwa penutupan sementara kawasan Taman Nasional (TN) Komodo atau Pulau Komodo akan diputuskan atas pertimbangan ilmiah dan kondisi tertentu," jelas Wiratno.

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, penutupan suatu taman nasional atau bagian dari taman nasional (termasuk TN Komodo) merupakan kewenangan KLHK sebagaimana diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015.

Kunjungan lapangan tim terpadu ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada minggu III bulan April 2019, serta berkonsultasi dengan para pihak (antara lain pelaku wisata alam), termasuk dengan Badan Otorita Labuan Bajo di Labuan Bajo.

Di akhir keterangannya, Wiratno kembali menegaskan bahwa, penutupan kawasan Pulau Komodo masih sebatas wacana dan baru akan diputuskan oleh Menteri LHK pada akhir tahun 2019.

Cerita Orang Swedia, Tolak Naik Pesawat Demi Kurangi Polusi Udara

Dimulai pada akhir tahun 2018 kemarin, orang-orang Swedia tidak mau naik pesawat demi mengurangi polusi udara. Mereka pun rela, berlama-lama di kereta.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Jumat (12/4/2019) banyak orang Swedia yang ikut andil dalam Flygskam. Ini adalah suatu gerakan untuk tidak naik pesawat dan memerangi polusi udara.

Sebabnya, penerbangan pesawat menyumbang angka polusi udara yang tidak sedikit. Penerbangan pesawat menyumbang emisi CO2, CHi, NOx, CO, dan SO2 yang mampu merusak merusak lapisan ozon di stratosfer.

Jadinya, suhu tahunan rata-rata naik dua kali lebih cepat di Swedia daripada rata-rata global. Orang-orang Swedia khawatir jika polusi udara terus meningkat tiap tahunnya.

Orang-orang Swedia memilih kereta untuk menempuh perjalanan jauh. Dilansir dari BBC, Jumat (12/4/2019) Alejandra Fuentes dan keluarga misalnya, dia rela naik kereta dari Stockholm (ibukota negara Swedia) smapai ke Torremolinos (kawasan selatan Spanyol di Kota Malaga) selama 1 hari lebih. Kira-kira, 44 jam perjalanan!

Bersama anak-anaknya, Alejandra melewati melihat kapal-kapal yacht di Denmark dan Jerman sampai merasakan jam sibuk pagi hari di Basel, Swiss. Itu jadi pengalaman yang sangat menakjubkan bagi anak-anaknya.

"Anak-anak saya melihat banyak pemandangan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya," katanya.

Anna Hamno Wickman dan keluarganya juga berbagi cerita. Mereka naik kereta dari Swedia ke Prancis, demi mengurangi polusi udara kalau naik pesawat terbang.

"Kita bisa membaca, main game, tidur nyenyak dan masih banyak lagi. Menyenangkan!" ujarnya.

Bagi orang Swedia, naik kereta dengan jarak tempuh yang jauh menjadi petualangan baru. Operator kereta api Swedia, SJ mengungkapan bahwa pemesanan tiket kereta terus meningkat.

Selama masih di kawasan Eropa, tampaknya orang-orang Swedia rela naik kereta meski waktu perjalanan lebih lama. Tapi kalau misalnya mau ke belahan benua lain, ya mungkin mau tidak mau naik pesawat juga.

Orang Indonesia Makin Suka Wisata MICE ke Korea Selatan

MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) merupakan salah satu andalan pariwisata Korea. Orang Indonesia pun sangat suka dengan hal itu.

Dalam siaran pers dari Korea Tourism Organization (KTO) yang diterima detikTravel, Jumat (12/4/2019) Korea Selatan begitu serius dalam pengembangan wisata MICE. Korea Selatan dalam memberikan pelayanan terbaiknya seperti penyediaan para ahli di bidangnya dan infrastruktur kelas dunia, lokasi penyelenggaraan MICE yang nyaman dan suguhan panorama dan berbagai kegiatan unik.

Korea Selatan tidak hanya menawarkan gedung konvensi atau ballroom berkapasitas besar, tetapi juga venue-venue unik baik dari segi tempat maupun kegiatan. Tujuannya adalah agar acara MICE semakin berkesan. Contohnya adalah komplek Hanok atau pusat kebudayaan dengan berbagai program tradisional seperti mencicipi sajian masakan kerajaan yang autentik, menjajal mengenakan pakaian hanbok, bermain samulnori (perkusi Korea) dan Janggu (semacam gendang) hingga membuat teh hijau Korea.

Untuk soal transportasi, Korea Selatan tak hanya dapat diakses dengan muda dari berbagai kota di Asia, termasuk Jakarta dengan penerbangan langsung sekitar 6,5 - 7 jam ke Seoul, tetapi juga menawarkan opsi transportasi yang cepat nyaman dan beragam.

Soal promosi wisata MICE, KTO selalu menggelar kegiatan MICE Roadshow ke berbagai negara. Untuk tahun ini, KTO juga kembali menggelar MICE Roadshow ke beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, MICE Roadshow ini digelar di Jakarta pada 11 April 2019 kemarin di Hotel Mulia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, KTO kembali memfasilitasi para pelaku bisnis wisata MICE Korea untuk bertemu langsung dengan pelaku bisnis wisata MICE Indonesia dalam format B2B. Sebanyak 26 pelaku wisata MICE Korea yang hadir diantaranya adalah Hotel dan Resort, Travel Agent, atraksi wisata, pemerintahan daerah dan lainnya.

"Wisatawan MICE Indonesia ke Korea mengalami peningkatan yang cukup signigfikan. Tahun 2018 lalu, kenaikan wisatawan MICE mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Hal ini merupakan hasil yang sangat positif, tetapi ini juga berarti bahwa KTO Jakarta harus bekerja semakin keras di tahun ini. Semoga di tahun ini wisatawan MICE ke Korea tetap memiliki tren yang positif," kata Andrew Kim Jonghoon, Direktur KTO Jakarta.