Sabtu, 01 Februari 2020

Kemenpar Umumkan 15 Pemenang Lomba Millenial Friendly Events

Kemenpar akhirnya telah merilis daftar juara Lomba Millenial Friendly Event 2019. Pemenang lomba ada 15 orang yang terbagi dalam dua kategori, yakni 5 pemenang berdasarkan pilihan juri, dan 10 pemenang pilihan netizen.

5 pemenang pilihan juri adalah @focass, @farahalifa, @gandung_MH, @ferdian_hardiansyah, dan @sigarwengi. Sedangkan 10 pemenang pilihan netizen adalah @edygautama, @mustoaji, @febriksndy99, @adamyoung92, @meihrdnt, @jalutajam, @ind.nat, @zakirsulaeman, @dede.kurniawan, @tsaih.

Ketua Tim Percepatan Miellenial Gebi, mengucapkan selamat kepada para pemenang. Gebi mengatakan event ini masih akan berlanjut.

"Yang kita umumkan sekarang adalah pemenang lomba millenial friendly event. Tapi kita juga punya lomba millenial friendly destinasi. Semua kita lakukan untuk merangkul anak-anak millenial," papar Gebi, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).

Salah seorang dewan juri, Raditya Dika, sangat senang dengan antusiasnya anak-anak milenial dengan event yang dilombakan ini.

"Ini event yang milenial banget. Buktinya, banyak karya-karya hebat yang mereka kirimkan. Foto dan narasinya keren-keren. Tidak mudah buat dewan juri untuk memutuskan lima pemenang dari kegiatan ini," papar Raditya yang juga seorang sutradara, influencer, juga komika itu.

Raditya menegaskan, pemilihan lima pemenang pilihan dewan juri diambil dengan seobjektif mungkin.

"Semua kirimannya keren-keren. Tapi dewan juri harus memilih 5 pemenang. Itu tidak mudah. Tapi bagaimana pun kita harus memilih. Jadi selamat kepada pemenang, baik pilihan juri maupun pilihan netizen," katanya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai lomba ini diadakan untuk memberikan ruang kepada kaum milenial untuk mengekspresikan diri.

"Masa depan pariwisata ada di tangan milenial. Saat ini pun mereka mendominasi kunjungan wisatawan di berbagai negara. Termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, kita memberikan space," tutur Arief.

Arief menambahkan, kaum milenial selalu sexy untuk digarap. Karena, gaya milenial adalah big and loud.

"Artinya, anak-anak milenial itu memiliki komunitas yang sangat besar. Sangat banyak. Selain itu mereka berisik. Jika mereka berada di sebuah destinasi, maka mereka akan berisik, dan ini akan menguntungkan buat pariwisata," paparnya

Dihadiri Wisman, Sunset Meditation Jadi Promosi Efektif GWK Bali

Tak kurang dari 350 peserta dari berbagai belahan dunia dipastikan hadir pada Seminar Bliss in Bali, 23-28 April 2019. Salah satu programnya yakni Sunset Meditation yang akan digelar di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jumat (26/4/2019).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, selain dari mancanegara, peserta juga merupakan wisatawan domestik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menariknya, kegiatan meditasi yang dikoordinir oleh komunitas Art of Living ini akan dipimpin langsung oleh Sri Sri Ravi Shankar, guru spiritual dari India yang memiliki ratusan ribu pengikut dari seluruh dunia.

"Sunset Meditation merupakan kegiatan spiritual, khususnya bagi masyarakat Hindu. Karenanya, kegiatan dipusatkan di kawasan GWK. Selain lokasinya yang luas dan bisa menampung banyak peserta, GWK juga identik dengan kepercayaan umat Hindu," ujar Nia, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).

Nia menambahkan, Kemenpar mendukung penuh kegiatan ini karena Sunset Meditation sendiri dianggap mampu memberi feedback bagi dunia pariwisata Indonesia, khususnya Bali. Setidaknya, kehadiran peserta dari seluruh dunia akan memberi peluang dalam hal promosi destinasi, dalam hal ini GWK.

"Kehadiran mereka tentu tak sekadar untuk meditasi, tetapi sekaligus berwisata menikmati keindahan Pulau Dewata, khususnya kawasan GWK yang sangat ikonik. Kesan baik yang terbangun dari tempat ini akan memicu para peserta untuk menceritakannya pada keluarga, saudara, dan teman-temannya. Bahkan sangat mungkin diunggah di akun media sosial masing-masing," jelasnya.

Nia mencerikan, Patung Garuda Wisnu Kencana di daerah Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018. Di kawasan ini, pengunjung bisa menikmati maha karya berupa landmark atau maskot Bali, yakni patung Dewa Wisnu berukuran raksasa yang sedang menunggangi burung garuda setinggi 120 meter.

Jumat, 31 Januari 2020

Saat Pramugari Lion Air Beraksi di Hadapan Anak-anak

Tak hanya memberi layanan pada penumpang dewasa, pihak Lion Air Group juga memperkenalkan dunia penerbangan sejak dini pada anak-anak. Seperti apa?

Berdasarkan press release yang diterima detikcom, Kamis (25/4/2019), hari ini Lion Air Group melaksanakan rangkaian kalender event pada momentum perayaan Hari Kartini dengan nuansa pendidikan bertemakan 'Terbang Tinggi' #akupastibisa.

Walau momen Hari Kartini telah berlalu pada 21 April lalu, Program CSR Lion Air Group itu diberikan kepada 60 anak tingkat taman kanak-kanak berusia 4-6 tahun. Acara dilakukan di TK Tunas Elok, Balaraja, Tangerang, Banten.

Kegiatan lebih mengutamakan dan menanamkan tiga konsep, yaitu nilai historis, edukasi dan sosial budaya. Tak lepas dari semangat RA Kartini dulu.

"Lion Air Group berharap, agenda seperti 'Terbang Tinggi' #akupastibisa bersifat seasonal dapat terus dikembangkan, karena mampu menginspirasi dan membentuk karakter pada anak, sehingga menjadi sarana memahami dunia aviasi termasuk jenis pesawat, profesi awak kabin, pilot dan sebagainya lebih mudah," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro.

Program ini pun dilakukan oleh para pramugari Lion Air Group dalam balutan kebaya. Mereka membagikan pengalaman secara unik, seperti mengenalkan jenis pesawat udara lewat aktifitas mewarnai, membaca, membuat pesawat dari kertas hingga permainan dan peragaan busana yang dikemas dalam perlombaan atraktif.

Hal ini bertujuan untuk menggugah minat pada anak terhadap penerbangan, serta membantu menciptakan kreativitas dan meningkatkan semangat berkompetisi positif.

Kemenpar Umumkan 15 Pemenang Lomba Millenial Friendly Events

Kemenpar akhirnya telah merilis daftar juara Lomba Millenial Friendly Event 2019. Pemenang lomba ada 15 orang yang terbagi dalam dua kategori, yakni 5 pemenang berdasarkan pilihan juri, dan 10 pemenang pilihan netizen.

5 pemenang pilihan juri adalah @focass, @farahalifa, @gandung_MH, @ferdian_hardiansyah, dan @sigarwengi. Sedangkan 10 pemenang pilihan netizen adalah @edygautama, @mustoaji, @febriksndy99, @adamyoung92, @meihrdnt, @jalutajam, @ind.nat, @zakirsulaeman, @dede.kurniawan, @tsaih.

Ketua Tim Percepatan Miellenial Gebi, mengucapkan selamat kepada para pemenang. Gebi mengatakan event ini masih akan berlanjut.

"Yang kita umumkan sekarang adalah pemenang lomba millenial friendly event. Tapi kita juga punya lomba millenial friendly destinasi. Semua kita lakukan untuk merangkul anak-anak millenial," papar Gebi, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).

Salah seorang dewan juri, Raditya Dika, sangat senang dengan antusiasnya anak-anak milenial dengan event yang dilombakan ini.

"Ini event yang milenial banget. Buktinya, banyak karya-karya hebat yang mereka kirimkan. Foto dan narasinya keren-keren. Tidak mudah buat dewan juri untuk memutuskan lima pemenang dari kegiatan ini," papar Raditya yang juga seorang sutradara, influencer, juga komika itu.

Raditya menegaskan, pemilihan lima pemenang pilihan dewan juri diambil dengan seobjektif mungkin.

"Semua kirimannya keren-keren. Tapi dewan juri harus memilih 5 pemenang. Itu tidak mudah. Tapi bagaimana pun kita harus memilih. Jadi selamat kepada pemenang, baik pilihan juri maupun pilihan netizen," katanya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai lomba ini diadakan untuk memberikan ruang kepada kaum milenial untuk mengekspresikan diri.

"Masa depan pariwisata ada di tangan milenial. Saat ini pun mereka mendominasi kunjungan wisatawan di berbagai negara. Termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, kita memberikan space," tutur Arief.

Arief menambahkan, kaum milenial selalu sexy untuk digarap. Karena, gaya milenial adalah big and loud.

"Artinya, anak-anak milenial itu memiliki komunitas yang sangat besar. Sangat banyak. Selain itu mereka berisik. Jika mereka berada di sebuah destinasi, maka mereka akan berisik, dan ini akan menguntungkan buat pariwisata," paparnya.