Jumat, 31 Januari 2020

Lombok Dinilai Belum Maksimalkan Wisata Halal

Lombok merupakan salah satu destinasi wisata halal terbaik di Indonesia. Tapi menurut Komunitas Tourism Watch, pengelolaannya belum maksimal.

Awal bulan April tahun 2019 ini saja di tingkat nasional, pariwisata Lombok kembali ditetapkan sebagai daerah dengan destinasi terbaik yang dinilai sangat berpotensi mengelola wisata halal. Lombok juga pernah menyabet pelbagai penghargaan di tingkat global. Di antara prestasi yang bisa disebut misalnya di tahun 2015 lalu ada dua kategori prestasi yang berhasil disematkan.

Dua penghargaan itu didapat dari World Halal Travel Awards (WHTA), dalam kategori World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.

Berdasarkan capaian prestasi itu, Ketua Komunitas Tourism Watch Idham Kholid saat berbincang dengan detikTravel pada Kamis (25/4/2019), berharap agar Pemprov NTB bisa memperkuat tata kelola pengembangan wisata halal di Lombok.

Idham menyatakan standar pengembangan yang digunakan juga mestinya disesuaikan dengan standar yang ada di Global Muslim Travel Index (GMTI), seperti terkait akses, komunikasi, lingkungan dan servis.

"Itu sudah menjadi standar global juga standar yang ada di kementerian," ujar dia.

Keseriusan pengelolaan wisata halal ini juga perlu didukung dengan arah dan porsi kebijakan Pemprov NTB di masa Gubernur Zulkieflimansyah dan Wagub Sitti Rohmi Djalilah. Idham menyatakan alokasi perencanaan wisata halal tidak nampak spesifik tertuang dalam RPJMD.

"Dispar dan Kemenpar mengklaim sudah menjalankan program pariwisata halal di NTB, khususnya servis. Kecuali destinasi masih belum ada seperti di amanat Peraturan Daerah (Perda). Tapi memang tidak disebutkan di RPJMD, yang disebutkan itu hanya secara umum," ungkap Idham.

Masalah lain yang dihadapi, kata Idham bahwa masyarakat dan pelaku usaha pariwisata secara menyeluruh masih belum satu kesepahaman dengan istilah dan penerapan wisata halal. Sehingga seringkali menjadi pro dan kontra.

Kendati pun sudah ada standar dari GMTI. Akan tetapi jika Perda diaplikasikan dengan konsisten, maka akan dapat menguatkan pengelolaan wisata halal, baik dari sisi destinasi, kelembagaan dan industri.

"Intinya standar di GMTI dan amanah Perda itu jalan, maka jalanlah pariwisata halal kita," kata dia.

Saat Pangeran Tampan Dubai Jalan-jalan di Istana Kebanggaan Korea

Saat ini, Pangeran Fazza sedang berada di Seoul, Korea Selatan. Dia berkunjung ke salah satu istana kebanggaannya warga Korea Selatan. Lihat yuk!

Pangeran Dubai, Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid al Maktoum atau lebih dikenal dengan Fazza memang suka traveling. Dia juga suka kegiatan adrenalin dan telah berkunjung ke beragam tempat eksotis di dunia.

Baru-baru ini, dalam Instagranya dia mengapload liburannya di Seoul, Korea Selatan. Dilihat detikcom dari Instagramnya, Jumat (26/4/2019) dia berkunjung ke Istana Gyeongbokgung.



Menurut sejarah, Istana Gyeongbokgung telah ada semenjak tahun 1395 (awal Dinasti Joseon) di masa pemerintahan Raja Taejo. Istana ini berdiri di atas tanah seluas 41.000 meter persegi dengan 330 kompleks bangunan dengan 5.792 kamar. Bisa dibilang Istana Gyeongbokgung merupakan simbol agung atau lambang keagungan kerajaan dan rakyat Korea.

Istana Gyeongbokgung sangat populer dikalangan turis karena sering menjadi latar lokasi syuting film. Istana ini termasuk ke dalam 5 'Istana Agung' yang dibangun pada masa Dinasti Joseon.

Untuk dapat menikmati kawasan ini, traveler harus membayar tiket masuk. Harga tiket masuk Istana Gyeongbokgung untuk wisatawan mancanegara berusia 19-64 tahun yakni 3.000 Won (sekitar Rp 39.000). Sedangkan untuk lansia di atas 65 tahun biaya tiket digratiskan.

Apa yang bisa dilakukan di Istana Gyeongbokgung? Traveler bisa berjalan mengelilingi kawasan istana yang luas dan berburu foto. Perlu juga kamu ketahui bahwa Istana Gyeongbokgung lokasinya tidak jauh dari sejumlah tempat ikonik di Seoul seperti City Hall maupun Myeong-dong.

Dalam postingannya, Fazza berselfie dan menikmati kawasan Istana Gyeongbokgung. Dia juga berfoto dengan tentara yang menjaga kawasan istana. Dan dalam foto selanjutnya dia memotret seorang wanita dan gadis kecil yang memakai Hanbok.

Dalam foto yang dibagikannya juga, Fazza memotret suasana di Istana Gyeongbokgung. Terlihat betapa ramainya turis datang ke salah satu destinasi favorit di Seoul, Korea Selatan ini.

Belum diketahui berapa lama Fazza akan berada di Korea Selatan. Setelah ini dia ke mana lagi ya?

Museum Tentang Kematian Ada di Surabaya

Apa yang ada dalam benak Anda saat pertama mendengar museum tentang kematian? Museum Kematian itu sungguhan ada di Surabaya. Berani ke sini?

Sebuah bangunan kaku yang tampak tua dan seram. Wah, ini sungguh sangat berbeda dengan yang juga saya bayangkan. Saya hampir 'tertipu' saat mencari dan menemukan museum ini. Bahkan saya masih ragu saat sudah berada di depan bangunan museum.

Itu karena eksterior Museum Kematian ini lebih terlihat seperti sebuah cafe atau outlet distro, ketimbang museum. Berasa millenial banget.

Begitu pun saat masuk lobi, kesan pertama yang muncul kita seperti berada dalam tempat hangout, jauh dari kesan seram. Di ruang depan ini Anda akan disambut dengan ramah oleh beberapa orang yang berada di working space.

Awalnya saya mengira ini adalah resepsionis dengan beberapa mahasiswa yang bertugas di museum. Tapi ternyata saya keliru, mereka adalah dosen yang tengah bekerja di ruangan tersebut. Habis, masih muda-muda sih.

Jadi kembali tentang museum. Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian yang di bawah pengelolaan FISIP Universitas Airlangga ini memaparkan informasi yang berhubungan dengan kematian dan budaya yang terkait dengannya.

Seperti salah satunya adalah tentang ritual pemakaman dari Desa Trunyan, Kintamani Bali. Model makam dan tulang belulang asli bisa dilihat di sini.

Anda juga bisa menemukan informasi tentang ritual Ma' Nene' yang merupakan ritual adat dalam budaya suku Toraja. Ritual di mana mayat yang sudah menjadi mumi yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu dikeluarkan dari dalam liang kuburan untuk dibersihkan dan diganti pakainnya.

Ada replika mumi yang mirip banget sama aslinya. Bikin bulu kuduk berdiri! Tapi karena efek ruangan ber-AC kali ya.

Nah sampai di sini sudah ada yang merasa takut? Jika tidak kuat untuk melanjutkan, silahkan melambaikan tangan ke kamera deh.

Dari lobi kita bisa ke ruang lain, yang kerennya nih pengunjung mesti melewati lorong gelap nan sunyi. Di lorong ini pada satu sisinya kita bisa 'menikmati' suasana dalam kubur tempat mayat yang terbujur. Waaaa...

Jangan khawatir, ada pemandu yang bisa menemani kalian hingga di ujung museum. Selanjutnya pada bagian lain, kita bisa melihat display digital tentang budaya pemakaman mayat dari Papua, lalu ruang tentang ilmu forensik. Tahukan ini ilmu yang berhubungan dengan penyelidikan yang biasanya untuk kepentingan hukum.

Dari ruang ini kita sampai pada ruang entertainment, ruang yang diperuntukan sebagai wahana hiburan bagi pengunjung. Anda boleh berfoto ria untuk melengkapi cerita Anda di media sosial masing-masing.

Anda bisa berfoto dengan latar suasana pemakaman, berselfie dengan replika tengkorak 'hidup' hingga foto menggunakan kostum seram. Ya kalian bisa meminta tolong pada pemandu, ada beberapa kostum seram yang bisa dipinjam. Gratis kok, tapi jika kalian ingin berdonasi untuk kepentingan museum juga boleh.

Sebelum lupa saya ingin memberi saran, agar tidak tergesa-gesa saat menyusuri museum karena banyak informasi menarik yang terpampang pada display. Sayang dong jika hanya dapat sekilas info.

Oh ya satu lagi, di museum ini kalian yang datang rombongan dapat mengikuti kelas antropologi forensik, namanya Bone Class. Biayanya beragam sesuai paket yang ditawarkan pengelola. Museum dibuka Senin hingga Jumat, mulai jam 10 pagi hingga jam 16 sore.

Namun bagi yang ingin datang d iluar jadwal buka, kalian bisa melakukan pembicaraan lebih dahulu. Btw, jika pengen ngaso sehabis memutari museum, ada tempat nyaman buat beristirahat di halaman depan, lengkap dengan kantin di sebelahnya. Untuk mencapai museum ini mudah kok, terletak dekat pusat kota Surabaya dan dalam wilayah kampus B Unair yang asri.

Secara umum museum yang masuknya gratis ini menarik. Selain tema yang cukup berbeda tampilannya juga cukup keren. Karena itu nggak salah kalau museum yang dikelola FISIP Unair ini mendapat penghargaan berupa Anugerah Purwakalagraha Indonesia Museum Awards 2018. Bersama 435 museum yang lain, Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Unair ini menjadi satu-satunya museum terunik di Indonesia.

Nah jika boleh memberi saran kepada pengelolanya museum ini harusnya bisa lebih luas dan lebih banyak lagi koleksi 'seremnya'. Selain itu display informasinya agar dibuat lebih 'lega' sehingga tidak terkesan bertumpuk.