Jumat, 03 Januari 2020

Berperilaku Agresif, Penumpang Ini Diturunkan dari Pesawat

Pesawat dari Inggris ini harus mendarat darurat di Prancis. Sebabnya, ada penumpang agresif yang berkata kasar.

Dilansir dari Fox News Network, Kamis (8/7/2019), Pesawat Easyjet yang berangkat dari Gatwitck, Inggris tujuan Gilbratar terpaksa mendarat darurat karena ingin menurunkan penumpang berlaku agresif dalam pesawat. Perlakuan mereka mengganggu penumpang lainnya termasuk staff pesawat.

Sepasang penumpang ini berlaku kasar dan mengancam penumpang dan staff pesawat. Atas ketidaknyamanan ini, perilaku mereka pun dilaporkan ke pihak berwenang.

Lalu, pasangan ini didatangi oleh petugas. Terlihat perempuan yang berdiri meninggalkan kursi dan disusul oleh teman laki-lakinya yang awalnya tidak mau bangun dari kursi dan malah berbuat lelucon pada petugas.

Para penumpang lain yang sudah geram dengan tindakan mereka sontak bersorak dan bertepuk tangan. Ada pula yang tertawa melihat kejadian ini.

Mereka yang merasa kesal akan tindakan yang dilakukan oleh pasangan ini, akhirnya bisa bernafas lega ketika kedua penumpang dikeluarkan dari pesawat. Meskipun harus memakan beberapa waktu ketika mendarat.

Pesawat mendarat darurat di Bordeaux, Prancis. Awak kabin yang mengkonfirmasi kejadian ini berkata bahwa, keselamatan penumpang adalah sebuah prioritas.

Jika ada yang melakukan hal yang mengganggu penumpang, maka akan cepat ditindak. Termasuk jika penumpang itu sendiri yang berbuat kegaduhan.

"Awak kabin kami dilatih untuk menilai semua situasi dan bertindak cepat dan tepat untuk memastikan bahwa keselamatan penerbangan dan penumpang lain tidak terganggu, kapan pun. Meskipun insiden seperti itu jarang terjadi, kami menanggapinya dengan sangat serius dan tidak mentolerir perilaku kasar atau mengancam staf kami", ujar staff Easyjet.

Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi setiap penumpang pesawat. Bahwa penumpang tidak boleh semena-mena saat berada di dalam pesawat karena tindakan ini bukan hanya bisa merugikan orang lain tetapi dirinya sendiri.

Akhirnya, pesawat mendarat dengan selamat di Gilbratar, di Pantai selatan Spanyol setelah delay. Meskipun begitu para penumpang merasa senang karena tidak terganggu selama penerbangan.

Bertemu dengan Sang Legenda, Si Komodo Naga

Terinspirasi petualangan Sir David Attenborough yang berkunjung ke Pulau Komodo di tahun 1954, saya pun ingin bertemu dengan sang legenda, Si Komodo Naga.

Perjalanan itu guna mendokumentasikan si legenda hidup, yang memiliki nama Latin, Varanus komodoensis. Di saat itulah saya mulai membuat rencana untuk bertemu langsung dengan Komodo di habitat aslinya.

Yup, pertama yang harus dipersiapkan tentunya adalah moment yang tepat untuk berkunjung yakni antara bulan Juni sampai Agustus, sebelum musim kawin Komodo. Di masa itu, Komodo akan sulit dijumpai. Selain itu, musim kemarau cenderung ombak tidak tinggi dan tentu saja pemandangan di musim kemarau akan membuat landscape Labuan Bajo dan TN Komodo memiliki ciri khasnya, perbukitan dengan savana rumput menguning.

Jumlah flight ke Labuan Bajo belum sebanyak ke Bali, makanya harus dipersiapkan matang agar waktunya bisa optimal buatjalan-jalan di sana.Jangan lupa tujuan trip kesini adalah light adventure, jadi siapkan perlengkapan standarmu ya, seperti sepatu olahraga/sandal gunung, topi, kaca mata, pakaian yang mudah menyerap keringat, dan lotion anti UV biar kulitmu gak gosong.

Banyak pilihan yang bisa kamu gunakan ketika hendak eksplorasi TN Komodo, tentunya semuanya menggunakan perahu. Tersedia pilihan fast boat, dimana kamu bisa pergi pagi dan pulang di sore harinya. Bisa juga menggunakan kapal kayu semi Phinisi yang dapat memuat 6 orang, bahkan kapal Phinisi yang ukuran dan daya tampungnya lebih besar lagi. Kamu bisa sewa secara private maupun dapat secara berkelompok dengan turis lain. Tentunya semuanya punya konsekuensi masing-masing, mulai dari harga sampai privasi.

Berhubung tujuan kami ingin mendapat pengalaman seru maka kami memutuskan untuk menyewa perahu semi Phinisi yang akan mengantar ke destinasi di TN Komodo sekaligus hotel kami selama 2 malam (live on boat).

Kontes Kecantikan Sapi di Madura

 Madura memiliki atraksi budaya karapan sapi jantan yang sering menarik perhatian masyarakat. Apa traveler pernah melihat karapan sapi betina?
Saya pernah melihat beberapa jenis karapan sapi di Madura. Yang umum adalah karapan sapi jantan, dan sapi sonok yaitu, sapi betina tapi tidak dipacu, semacam kontes kecantikan sapi. Dalam perjalanan kali ini, saya akan melihat keunikan karapan sapi di Pulau Gili Raja, Sumenep, Madura.

Perjalanan dari Sumenep ke Pulau Gili Raja ini bisa ditempuh melalui Pelabuhan Cangkareman di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Dari pelabuhan tersebut, saya akan naik perahu motor selama kurang lebih 1 jam. Penyeberangan ini reguler, jadi tak perlu menyewa perahu khusus.

Sesampai di Pelabuhan Gili Raja, saya naik ojek yang sudah siap karena memang kebetulan sudah menghubungi warga di Gili Raja. Tak jauh dari pelabuhan, ada sebuah lapangan yang menjadi arena karapan sapi betina.

Saat saya ke lapangan, puluhan pasang sapi betina sudah siap, lengkap dengan berbagai aksesorisnya. Tidak jauh berbeda dengan karapan sapi jantan. Hanya saja, ada bagian tertentu yang memang tidak sama. Misalnya, bagian tengah di antara 2 sapi. Pada karapan sapi jantan, dua sapi menarik kayu yang terletak di antara dua sapi tempat joki berdiri, sementara pada karapan sapi betina, bagian yang ada di antara dua sapi menyerupai alat bajak sawah.

Menurut warga setempat, karapan sapi betina memang diadakan oleh petani menjelang musim tanam. Alat seperti bajak sawah digunakan untuk membantu menggemburkan tanah sawah. Selain itu karapan sapi betina ini biasanya memang diadakan di lahan-lahan petani yang akan ditanami.

Setelah semua sapi siap, aksesoris karapan dilepas agar tak mengganggu pergerakan sapi. Semua sapi digiring ke arah arena pacuan. Semua yang akan mengikuti karapan diarak mengelilingi lapangan diiringi musik tradisional 'saronen'. Baru kemudian sapi-sapi tersebut dikarap atau diadu kecepatannya.

Saat dipacu inilah terlihat sekali perbedaannya dengan kerapan sapi jantan dan betina. Pada karapan sapi betina joki tidak berdiri diantara 2 sapi. Joki justru ikut berlari di belakang sapi sambil memegang kendali. Sapi juga tidak diolesi macam-macam seperti pada kerapan sapi jantan.

Alat pemacunya juga hanya berupa pecut kecil. Sangat beda pastinya dengan karapan sapi jantan yang hampir seluruh bagian tubuh sapi diolesi berbagai ramuan yang panas dan pedas. Pemacunya pun alat yang bisa melukai sapi jantan.

Saya sendiri sering gak tega kalau melihat kerapan sapi jantan. Tapi kalau sapi betina, tidak terlalu mengganggu, karena sapi berlari dengan lebih natural dan tidak ada luka sedikitpun di tubuh sapi. Setelah semua sapi mengikuti karapan, sapi langsung digiring pulang oleh masing-masing pemiliknya. Dan acara karapan pun selesai.

Sebelum ke pelabuhan Gili Raja, saya hanya menyempatkan membeli makanan khas Gili Raja yang dijual pedagang di sekitar arena kerapan. Saya pun bergegas ke pelabuhan untuk segera kembali ke Sumenep. Tak berani lebih lama di pulau Gili Raja karena khawatir air laut surut. Kalau air laut surut, akan sulit untuk naik ke perahu. Bisa-bisa kita harus terjun ke laut yang dangkal sebelum naik ke perahu.

Kejadian ini nyaris terjadi saat tiba di Pelabuhan Cangkareman Bluto, saya dan rombongan harus berpindah dari perahu besar ke perahu kecil yang hanya muat untuk 10 orang. Beruntung hanya sekitar 50 meter saja, bila terlambat, perahu kecil pun tak bisa merapat ke dermaga. Jadi penumpang harus terjun ke laut. Meskipun dangkal, tapi tetap basah semua.

Karapan sapi betina ini sebenarnya diadakan rutin secara bergilir oleh grup pemilik karapan dari 4 desa di Gili Raja. Tapi, acara yang paling meriah dan besar saat peringatan perkumpulan grup pemilik karapan diadakan setahun sekali. Seperti yang saya lihat, diadakan di musim kemarau antara Bulan September-Oktober. Yuk agendakan melihat karapan sapi betina yang unik ini.

Tulisan extraordinary traveling ini dibuat dalam rangka mengikuti kompetisi menulis yang berhadiah perjalanan ke Dubai. Saya memang sangat ingin ke Dubai karena kota itu memiliki berbagai destinasi yang unik juga sangat memperhatikan keperluan traveler muslim.

Selama ini yang saya tahu, Dubai menjadi tempat transit penerbangan internasional saja. Padahal ada banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Misalnya wisata gurun pasir, Miracle Garden, aneka taman wisata dan museum, wisata belanja dan kuliner dan Burj Khalifa menjadi destiansi yang wajib didatangi saat ke Dubai. Semoga terwujud ya.