Senin, 06 Januari 2020

Cerita Karst Rammang-rammang yang Nyaris Jadi Tambang

Tidak banyak yang tahu jika Rammang-rammang pernah dilelang ke salah satu perusahaan tambang raksasa. Bila terjadi tak akan ada lagi keindahan taman batu ini.

Berkat kegigihan warga hal itu tak terjadi karena ingin menjaga lingkungannya. Objek Rammang-rammang akhirnya kembali dikuasai dan dijadikan spot wisata.

"Sekitar 10 tahun lalu, 40 hektare tempat ini sudah dilego ke pihak tambang marmer yang akan mengeksplorasi tempat ini. Tapi, kami di sini bertahan dan tidak memberikan ruang sedikitpun untuk mereka. Tidak terbayang andai itu terjadi, semua ini pasti tidak mungkin bisa dinikmati," kata pengelola Ramamng-rammang, Iwan Dento, Minggu (04/08/2019).

Objek wisata Rammang-rammang berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan memang diapit oleh beberapa perusahaan tambang. Salah satunya tambang semen yang hanya berjarak sekitar 4 kilometer.

"Kami di sini sudah terbiasa dengan perusahaan tambang. Karena memang oleh Pemerintah, tempat ini diperuntukkan untuk tambang. Tapi kami menolak karena jelas itu merusak. Alhasil kami sukses membuat perusahaan itu hengkang dan menjaga tempat ini menjadikannya tempat wisata," pungkasnya.

Menjelajahi objek wisata Karst Rammang-rammang di Maros, Sulawesi Selatan memang seolah tidak pernah habis. Selain panorama sungainya yang begitu khas, beberapa spot wisata yang ada di sini juga tidak kalah menariknya. Salah satunya, spot wisata Taman Batu Kampung Laku.

Di tempat ini, traveler akan dimanjakan dengan pemandangan khas yang mungkin tidak ada duanya. Bebatuan karst yang seolah mengapung di atas permukaan air empang milik warga serta gugusan karst yang menjulang bagaikan candi membuat tempat ini begitu istimewa.

"Tempat ini sangat unik dan tidak pernah saya temukan di tempat wisata lain yang pernah saya kunjungi di Indonesia dan juga di beberapa negara Asia lainnya. Memang pemadangannya kelas dunia," kata seorang wisatawan asal Polandia, Carolina.

Selain itu, di spot yang satu ini, traveler juga bisa masuk ke sela-sela bebatuan karst yang membentuk labirin. Di sini, traveler bisa menikmati lebih dekat pesona gugusan karst yang menjulang dengan suasananya yang penuh kesejukan. Namun, untuk masuk ke sana, traveler harus didampingi oleh penjaganya karena traveler bisa tersesat di dalamnya.

"Suasana di dalamnya itu ternyata sangat sejuk, padahal sinar matahari sangat panas di luar sana. Saya sangat menikmati karena tempat ini sangat direkomendasikan bagi para wisatawan," lanjutnya.

Untuk masuk ke spot wisata ini, traveler harus melewati sungai dengan menggunakan perahu. Bisa dari Dermaga Satu maupun Dermaga Dua Rammang-rammang, karena posisinya terletak di antara dua dermaga itu. Untuk tiket masuk, traveler tidak usah khawatir, karena warga yang menjaga tempat ini tidak mematok karcis masuk.

"Ramainya itu setiap akhir pekan, karena orang yang dari Dermaga Satu dan Dua biasa menyempatkan diri singgah di sini untuk berfoto. Ya bayarnya seikhlasnya saja, kalau pun tidak mau bayar, juga tidak apa-apa," kata warga yang menjaga spot ini, Daeng Maudu.

Minggu, 05 Januari 2020

Cerita Ancol Gelar Konser The Sigit dan Burgerkill Pakai Genset

Mati listrik massal yang terjadi semalam turut berdampak pada sejumlah objek wisata seperti Ancol. Konser musik tetap digelar dengan memakai genset.

Music Special The Sigit dan Burgerkill digelar pada Minggu, 4 Agustus 2019 malam di Floating Stage Pantai Lagoon Ancol. Konser ini tetap berjalan meskipun terjadi pemadaman listrik dalam skala besar di beberapa wilayah Pulau Jawa.

Menurut Marketing Department Head PT Taman Impian Jaya Ancol, Aldhita Prayudi, pihak manajemen memastikan tersedianya fasilitas serta sarana dan prasarana wisata di seluruh unit rekreasinya. Terkait masalah mati listrik, mereka sudah menyiapkan genset untuk memastikan konser bisa tetap digelar.

"Kami sudah memastikan seluruh sarana dan prasarana pendukung konser ini, termasuk genset dan lainnya, agar konser The Sigit dan Burgerkill tetap berjalan dengan lancar," ujar Aldhita dalam keterangan kepada detikcom, Senin (5/8/2019).

Listrik di berbagai wilayah Pulau Jawa berangsur-angsur pulih pagi ini. Untuk para wisatawa, tentunya ini adalah kondisi yang ditunggu supaya kegiatan traveling bisa berjalan lancar.

Mengunjungi Makam Perawi Hadis Terkenal, Imam Bukhari

Rasanya tak ada seorang Muslim yang tak pernah mendengar nama Imam Bukhari, seorang perawi hadist terkenal. Inilah makanya di Uzbekistan.

Beliau disebut Imam Bukhari karena dilahirkan di Bukhara, salah satu kota di Uzbekistan. Namun saat wafat beliau dimakamkan di Samarkand, salah satu kota perlintasan jalur sutera (Silk Road) yang tersohor dengan keindahan arsitektur bangunan-bangunan kunonya.

Merupakan kebahagiaan tersendiri tentunya bagi seorang Muslim bisa mengunjungi komplek makam imam besar tersebut. Jarak dari tempat parkir mobil ke komplek makam terasa lumayan jauh karena harus berjalan kaki, apalagi bila kita datang saat musim panas yang suhu udaranya bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.

Sebelum memasuki komplek kita harus membayar tiket masuk di gardu jaga, setelah itu barulah kita leluasa memasuki komplek makam Imam Bukhari yang lumayan luas.

Di dalam komplek, makam ini ada sebuah masjid, jangan lewatkan untuk shalat sunat guna memanfaatkan kesempatan langka berkunjung ke tempat ini. Makam Imam Bukhari sendiri terletak di bawah sebuah kubah, dengan pintu terkunci yang tidak sembarang orang bisa memasukinya.

Namun konon menurut cerita, orang Indonesia yang berkunjung ke makam ini seringkali mendapat keistimewaan untuk bisa memasuki area makam. Karena katanya berkat jasa Presiden Soekarno, presiden pertama RI, makam Imam Bukhari bisa ditemukan dan dibangun dengan cukup megah dan dipelihara dengan baik sampai saat ini.

Traveler yang ingin membeli suvenir dari kompleks makam Imam Bukhari ini akan terpuaskan karena di sepanjang jalan dari tempat parker mobil sampai ke gardu jaga, berjejer para pedagang souvenir, baik itu berupa gantungan kunci, magnet kulkas maupun kaos dan suvenir lainnya.

Fakta: Turis Indonesia Tak Suka Bertemu Sebangsanya Saat Liburan

Agoda memberikan fakta terbaru seputar turis Indonesia. Kalau biasanya pelancong akan senang bertemu dengan turis sebangsanya, Indonesia justru tidak.

Sebuah fakta menarik dirilis oleh Agoda, salah satu platform perjalanan digital dunia. Survei yang bertema Favorite Nationalities to Encounter membuktikan bahwa ada 7 dari 11 negara akan senang bertemu dengan warga sebangsanya ketika liburan, Senin (5/8/2019).

Survei ini dilaksanakan bersama YouGov pada 4-17 Juni 2019 secara online. Totalnya ada 13.367 orang dewasa yang diwawancarai.

Dari hasil survey diketahui ada 6 negara teratas yang lebih senang bertemu dengan pelancong senegaranya. Negara-negara tersebut adalah Jepang (22%), Australia (21%), Thailand (19%), China (18%), Arab Saudi (17%), dan Inggris (16%).