Senin, 16 Desember 2019

Ini Bus Hop On-Hop Off Buat ke Masjid Nabawi & Keliling Madinah

Beribadah ke Tanah Suci, traveler bisa memanfaatkan busa hop on-hop off untuk berkeliling Kota Madinah, Masjid Quba hingga ke Masjid Nabawi.

Tampilan bus ini cukup menarik dan begitu terlihat dari kejauhan. Seperti di negara eropa atau negara maju yang lain, ternyata Madinah juga mempunyai bus seperti ini. Bus Hop On - Hop Off, bus yang dipakai untuk city sightseeing di Kota Madinah, seperti yang tertulis di bus.

Untuk para traveler haji dan umroh yang berkunjung ke Madinah, biasanya sudah mendapatkan paket dari agen travel untuk berkeliling di tempat-tempat wisata bersejarah. Tetapi tidak ada salahnya jika mencoba menggunakan bus ini karena ada beberapa lokasi pemberhentian dari bus ini yang biasanya tidak menjadi tujuan standar dari agen travel.

Para traveler bisa menikmati bus ini dengan beberapa pilihan paket yaitu paket perjalanan selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Dengan harga yang berbeda-beda tentunya.

Untuk paket 24 jam, harga tiket dewasa 80 riyal dan anak 40 riyal. Paket 48 jam, tiket dewasa 120 riyal dan anak 60 riyal. Sedangkan paket 72 jam, tiket dewasa 150 riyal dan anak 80 riyal.

Rute dari bus ini adalah Masjid Nabawi, Al Baqi, Al Manakh Square dan Al Salam Gate, Bukit Uhud, Al Noor Mall, Masjid Al Quiblatain, Tempat Perang Parit, Masjid Quba, dan Stasiun Kereta Al Hijaz.

Setiap penumpang mendapatkan headset untuk bisa mengetahui penjelasan panjang lebar cerita perjalanan 11 lokasi tersebut. Jangan kawatir karena tersedia dalam berbagai bahasa termasuk bahasa indonesia.

Mengingat tiket adalah paket harian, maka kita bisa menggunakan tiket tersebut sesuai dengan paket yang kita beli dan sesuai dengan namanya, kita bisa turun dalam setiap pemberhentiaannya dan melanjutkan lagi dengan bus hop on - hop off lainnya.

Selamat mencoba!

Tulungagung Ternyata Punya Air Terjun Secantik Ini

Tulungagung di Jawa Timur ternyata punya air terjun cantik dengan kolam alami berwarna biru jernih. Seperti itu gambaran Air Terjun Alam Kandung yang cantik.

Selain dikenal sebagai kota kecil penghasil kerajinan batu marmer, Tulungagung juga dikenal dengan warung kopi yang berderet dengan budaya kopi dan nyethe (kopi cethe, melumuri rokok dengan ampas kopi).

Kabupaten di sebelah selatan propinsi Jawa Timur ini juga menyimpan eksotika alam yang begitu menawan namun tersembunyi. Daya tarik wisata alam Tulungagung berada di Air terjun Alam Kandung.

Air terjun Alam Kandung sering disebut Wana Wisata, karena karakteristik daerahnya berada di alam bebas kawasan hutang lindung dengan ratusan pohon jati yang tumbuh subur.

Berada di Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, wisata alam ini cukup sejuk dan cocok untuk menyepi dari hiruk pikuk kota.

Obyek wisata ini memang belum digarap secara maksimal, namun cukup menjadi daya tarik tersendiri bagi yang suka menikmati panorama alam khususnya wisata air terjun.

Dari pemukiman warga, obyek wisata ini bisa dijangkau kendaraan bermotor. Udaranya cukup sejuk, terdapat gasebo dan kolam renang kecil untuk anak-anak. Airnya begitu dingin dan segar. Dilengkapi pula dengan arena bermain flying fox.

Sembari minum teh atau kopi menikmati kesejukan air terjun ternyata meredakan kepenatan. Menjadi rileks dan nyaman, dengan desir angin dan suara gemericik air terjun itu mengalir.

Kedalaman kolam air terjun sekitar 8 meter. Pada spot ini pengunjung bisa langsung melompat dari ketinggian dan berenang. Seru!

Liburan ke Malang, Tak Lengkap Kalau Belum Kulineran

Jika kalian sedang liburan ke kota Malang, tidak ada salahnya untuk mencicipi beberapa makanan tersohor berikut ini. Apa saja kira-kira?

Bagi sebagian orang, mencicipi makanan didasari dari rasa ingin tahu, informasi dari teman atau bahkan ingin mencoba makanan yang tidak biasa. Termasuk bagi saya dan istri.

Menghabiskan waktu cuti bagi saya dan istri biasa dilakukan ke tempat plesiran yang belum kami kunjungi. Rencana tersebut kami persiapkan sejak bulan Juni lalu. Namun dengan berbagai alasan, akhirnya awal Agustus kemarin kami memilih untuk wisata kuliner dan kota di kota Malang dan Batu.

Tiba di stasiun Malang hari rabu pagi, kami langsung mencicipi ketan bubuk kedelai yang ada di parkiran barat stasiun. Sebelumnya, enam tahun lalu saya sudah pernah mencoba dan rasa kangen tersebut akhirnya bisa dituntaskan dengan ditemani istri. Dengan harga lima ribu per porsi sangat cukup mengisi perut kami sebagai sarapan pagi itu.

Kemudian kami melanjutkan dengan mencari motor sewaan di sisi timur stasiun, dilanjut dengan menikmati segelas es tawon yang legendaris. Kami memilih untuk membeli satu gelas berdua karena masih pagi saat itu. Dengan beberapa isian seperti dawet, tape, dan cincau, memang es tawon tetap juara walau sudah dipegang oleh generasi berikutnya.

Perut dirasa cukup penuh, kami langsung beristirahat singgah di alun-alun kota Malang. Tempat ini selalu ramai, selain menjadi pusat kota, ada beberapa spot yang dijadikan sebagai permainan anak. Masuk waktu siang, kami memilih untuk menikmati kuliner legendaris lainnya, Hok Lay.

Di sini, menu favorit nya yaitu Cwie Mie Pangsit, Fosco, dan Lumpianya. Berdiri sejak 1946 siapa lagi yang tidak mengenal depot ini. Pelayanan yang cepat, rasa yang enak, serta tempat yang bersih menjadi modal kuat bagi rumah makan ini.

Karena istirahat di kereta kurang cukup, setelahnya kami memilih untuk check ini dulu langsung ke Kota Batu. Malamnya, udara dingin tersebut harus kami kalahkan dengan penganan Mie Soden depan wisata Selecta.

Berada di ketinggian, gemerlap malam itu, serta rasa yang khas dari warung kecil penyedia mie sungguh memikat pemuda kota tersebut. Untuk seporsi mie dipatok harga 7 ribu rupiah serta ada juga aneka gorengan di jejeran meja depan. Malam tersebut harus kami akhiri.

Keesokan harinya, pagi hari kami mencoba nasi campur bali dan ayam betutu pak komang, setelah disajikan kami berdua sangat kaget. Betapa tidak, porsi yang diberikan sangatlah banyak, bahkan ibu pemilik warung menawarkan nasi jika masih kurang.

Sambil bercengkrama, kami larut dalam obrolan ringan dengannya yang sangat ramah. Dari nasi campur tersebut berisi ayam suwir, tumis terong, tumis bawang merah, ikan teri pedas, bakwan jagung, tahu tempe dan sayur kangkung. Di sampingnya berbeda piring ada ayam betutu dengan kuah rasa yang sangat kuat. Seporsinya kalian bisa merogoh kocek 34 ribu saja.

Kami melanjutkan kembali ke Kota malang dan mampir ke candi Bhadyut. Lokasi kesana kurang petunjuk namun jalan sudah bagus. Kami mampir sekadar mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Lanjut menikmati es campur dekat stasiun dan makan siang di bakso bakar Pak Man.

Hanya berjarak 10 menit dari alun-alun Kota Malang, bakso bakar Pak Man menjadi favorit bagi mereka pencinta kuliner. Cita rasa memang sudah tidak perlu diragukan. Ditambah untuk kuah dan mie soun kalian bisa dengan bebas mengambilnya untuk temen bakso bakar/kuah.

Dan dihari kedua sebagai penutup, kami lanjut ke menjajal mie resek di jalan brigjen katamso. Di tembok warung pinggir tersebut. Harga makanan dan minuman dipampang jelas, kalian ga perlu takut dipatok harga tinggi.

Porsi yang besar dan wangi bakaran tungku api memang sangat khas terasa di lidah. Harga? Sangat terjangkau. Kami sangat beruntung waktu kesana. Karena, esoknya nasi resek ini tutup hingga 5 hari ke depan.

Dan tiba di hari terakhir, pagi kami makan di warung tenda pecel sayur bu tutik dekat jembatan jatim park 1. Seporsi seharga 8 ribu rupiah yang bisa ditambakan dengan beberapa lauk pauk seperti empal ayam, telur dadar, tempe dll. Jangan tanya soal rasa, dijamin ketagihan!

Kami sekaligus check out, dan terakhir wajib kalian cicipi adalah rawon nguling. Ini kuliner penutup yang sangat sempurna, betapa tidak kuah kental, daging yang lembut dengan lauk lainnya, menjadikan makanan ini sangat luar biasa. Untuk seporsi nasi pisah dan rawon seharga 45 ribu dan sangat sebanding dengan rasa yang akan kalian nikmati.

Bagaimana, sudah tidak sabar mencicipi kuliner kota apel tersebut?