Selasa, 01 Juli 2014

Pastikan BYOD Tak Korbankan Keamanan Data!

Salah satu tren yang paling nyata kita lihat dalam beberapa tahun terakhir adalah fenomena Bring Your Own Device (BYOD). Dengan BYOD, perusahaan mengizinkan karyawan untuk menggunakan smartphone atau tablet mereka sendiri untuk berbagi file dan berkolaborasi dengan rekan kerja, mitra bisnis dan pelanggan di lingkungan perusahaan.

Kebebasan bagi karyawan untuk menggunakan perangkat pilihan mereka tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memungkinkan akses berkelanjutan ke email, file dan dokumen kapan saja, di mana saja. 

Di sisi lain, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan instan dalam hal visibilitas, manajemen waktu, penghematan biaya, dan lingkungan kerja yang positif -- semua tanpa harus berinvestasi dalam peralatan mahal, ruang kerja atau tenaga kerja tambahan. 

Menurut laporan terakhir, pasar global BYOD dan enterprise bergerak juga sedang mengalami pertumbuhan eksponensial, dari USD 67,21 miliar pada tahun 2011 menjadi sekitar USD 181,39 miliar pada tahun 2017 dengan proyeksi CAGR 15,17%.

Ancaman yang Mengintai

Dengan popularitas BYOD, tidak mengherankan bahwa karyawan sering mendaftar untuk layanan berbagi file consumer yang gratis seperti Dropbox, Apple iCloud dan Google Drive. 

Dengan kata lain, karyawan berbagi dokumen bisnis dengan pihak ketiga dan menyimpan dokumen di tempat-tempat yang benar-benar di luar kontrol departemen TI mereka.


Konsumerisasi layanan TI enterprise dan proliferasi BYOD ini membahayakan keamanan dan integritas aset informasi perusahaan dan menciptakan ancaman serius, misalnya, kebocoran data, hilangnya hak kekayaan intelektual, pelanggaran kepatuhan peraturan untuk kerahasiaan dan retensi, dan eksposur jaringan perusahaan terhadap ancaman eksternal.

Untuk secara efektif dan aman mendukung fenomena BYOD saat ini, perusahaan harus memberikan alternatif platform untuk sinkronisasi dan berbagi file yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data dan berkolaborasi pada perangkat apa saja, dari lokasi mana saja, setiap saat, namun melakukannya dengan aman, dan dengan pengawasan perusahaan, dengan menggunakan objek cloud berbasis-storage, privat. 

Untuk menggelar solusi sinkronisasi dan berbagi file yang sukses dengan ROI yang tinggi, organisasi TI harus mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:

-. Solusi On Premise 
Perusahaan harus mencari solusi yang memungkinkan mereka untuk menyimpan data secara lokal, dalam sebuah pusat data yang menghilangkan risiko keamanan terkait dengan layanan awan publik. 

Satu-satunya cara untuk mencapai keamanan total jika aplikasi mobile dan data bisnis secara lokal, terletak di belakang firewall khusus dan dinaungi oleh semua pertahanan yang ini berarti, seperti perlindungan anti-virus dan kontrol akses.

-. Kemampuan Mengelola Semua Jenis Data
Karyawan menggunakan BYOD untuk memeriksa email, mereview kontrak dan mengirim dokumen. Solusi sinkronisasi dan berbagi file yang benar harus mampu mengelola semua jenis data, termasuk file, gambar, pdf dan klip video, dengan menyediakan sebuah pusat, gudang data berbasis-konten, yang bekerja sebagai sumber tunggal sinkronisasi dan berbagi file.

-. Kemampuan Sinkronisasi dan Berbagi
Karyawan menggunakan beberapa perangkat -- PC desktop, smartphone dan tablet -- yang semuanya dikonfigurasi dengan sistem operasi yang berbeda (misalnya MS Windows, iOS dan Android).


Solusi sinkronisasi dan berbagi file yang optimal harus menyediakan fitur standar dalam aplikasi sinkronisasi dan berbagi file yang dapat mendukung berbagai sistem operasi dan campuran perangkat mobile.

-. Kontrol Keamanan Ketat
Karyawan sering bekerja dengan data sensitif, seperti quotation dan kontrak penjualan. Oleh karena itu, file harus di-enkripsi, dan ditransmisikan melalui SSL. 

Tergantung pada tingkat kontrol yang diperlukan, perusahaan dapat mempertimbangkan kontrol akses yang ketat untuk file individual, penggunaan sandi pada perangkat tertentu, dan bahkan penghapusan jarak jauh dan mencatat jejak akses dan pelaporan.

-. Penempatan dan Manajemen yang Mudah
Integrasi dengan infrastruktur yang ada merupakan aspek penting dari solusi. Perusahaan harus mampu mengintegrasikan antar-muka yang user-friendly dari solusi sinkronisasi dan berbagi file dengan sistem yang ada seperti Microsoft Active Directory, dan mendukung beberapa protokol, standar industri dan aplikasi

-. Skalabilitas
Jika diterapkan dengan benar, solusi sinkronisasi dan berbagi file akan sangat mudah digunakan, yang akan mendorong pengguna untuk menyimpan banyak data dengan sangat cepat. 

Perusahaan harus menanggapi ini dengan kesiapan untuk meningkatkan kuota per pengguna. Infrastruktur ini harus tersedia skalabilitasnya dengan kapasitas besar yang dapat ditingkatkan (dari beberapa terabyte, misalnya, hingga petabyte jika perlu).

-. Optimalisasi Data
Sinkronisasi dan berbagi file berhubungan dengan volume data yang sangat besar, seperti file, isi database dan email dari ratusan perangkat BYOD. Solusi sinkronisasi dan berbagi file yang optimal harus menyediakan fitur optimasi data seperti kompresi dan single-instancing. Ini akan membantu mengoptimalkan storage dan meningkatkan return atas investasi. 

-. Ketersediaan
Karyawan ingin menyimpan email dan dokumen di 'ujung jari' mereka untuk kapan saja mereka bertemu dengan pelanggan atau mendiskusikan proposal dengan mitra. Itulah salah satu alasan utama mengapa BYOD telah menjadi suatu alat penting.

Bahkan satu menit downtime dapat mempengaruhi produktivitas mereka, dan profitabilitas seluruh bisnis Anda. Menuntut paling sedikit 99,999% ketersediaan untuk sinkronisasi dan berbagi file sangat penting untuk memastikan kelangsungan bisnis.

-. Storage yang Dapat Melindungi Diri Sendiri 
Perusahaan perlu berpikir tentang semua biaya tersembunyi yang terkait dengan pertumbuhan data, seperti biaya back up. Karyawan akan mengharapkan data mereka harus dilindungi oleh TI, tapi mem-back up data dalam jumlah besar bisa sangat mahal dan kompleks. 

Perusahaan dapat merespons tantangan ini dengan melengkapi solusi sinkronisasi dan berbagi file mereka dengan storage yang dapat melindungi diri-sendiri di mana data dilindungi tanpa back up.

-. Jaminan Kepatuhan
Sebagian besar karyawan tidak memiliki banyak pengetahuan TI dan tidak mengerti potensi bahaya yang mereka tempatkan di perusahaan mereka dengan menggunakan platform berbagi file konsumer yang berada di luar kendali dari departemen TI mereka. 

Sebuah solusi sinkronisasi dan berbagi file yang andal akan mengkompensasi kurangnya kesadaran ini melalui fitur integritas data dan kepatuhan yang memungkinkan kolaborasi mulus dan berbagi file, tanpa mengorbankan kebijakan perusahaan dan hukum mengenai keamanan data.

Jika perusahaan tidak memiliki solusi sinkronisasi dan berbagi file, karyawan akan sering menggunakan platform dan aplikasi pihak ketiga, gratis, yang banyak menimbulkan ancaman serius bagi bisnis mereka. 

Tanpa solusi itu, tidak ada cara bagi departemen TI untuk mengawasi penggunaan platform dan aplikasi gratis tersebut, yang berarti departemen TI tidak dapat melindungi data perusahaan setelah data tersebut berada di luar dinding kantor. 

Menempatkan solusi sinkronisasi dan berbagi file adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan kepatuhan dari tenaga kerja mobile yang sangat produktif. 




Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/05/20/164043/2250945/398/4/pastikan-byod-tak-korbankan-keamanan-data

Minggu, 29 Juni 2014

Tunanetra Indonesia Pun Ingin Melek Teknologi Mobile

Perkembangan sistem operasi mobile juga membawa manfaat yang besar bagi pengguna disabilitas. Salah satunya dirasakan oleh tunanetra Indonesia, yang semakin antusias menyongsong berbagai pembaharuan yang dibawa dunia teknologi.

Kini, perangkat genggam tak hanya jadi alat komunikasi, tapi juga media hiburan dan pengakses informasi yang semakin ramah bagi tunanetra.

Hal tersebut disampaikan M. Ikhwan Tariqo, salah satu anggota Kartunet (Karya Tunanetra) saat ditemui di sela-sela gelaran Thisable Fest 2013 di mall FX, Jakarta.

Menurut dia, banyaknya platform teknologi yang semakin ramah bagi orang berkebutuhan khusus bakal membuka peluang besar untuk mengakses informasi yang sebelumnya sulit dilakukan karena kendala fisik.

Secara spesifik, Riqo mengungkapkan ketertarikannya akan perkembangan Android dan iOS, dua OS yang tengah populer saat ini.

"Sekarang sudah banyak fitur yang dapat membantu tunanetra mengakses Android dan IOS, jadi semakin banyak alternatif bagi tunanetra dalam memilih gadget yang mereka inginkan," jelas pengguna setia iPhone itu.

Para anggota Kartunet yang saat itu tengah mendemokan berbagai gadget di stand Thisable Fest 2013 pun mengungkapkan ketertarikan mereka masing-masing. Irfan misalnya, yang mengaku senang karena sekarang bisa memiliki tablet Android aksesibel dengan harga terjangkau

"Nggak perlu keluar duit banyak untuk beli perangkat yang bisa dipakai dengar musik, rekam pelajaran, dan baca eBook sekaligus," ujarnya

Sebagai informasi, sebelumnya alternatif perangkat genggam yang ramah bagi tunanetra hanya yang berbasis Symbian. Sementara itu, alat bantu yang diciptakan khusus bagi tunanetra, atau gadget besutan Apple yang sudah aksesibel, dirasa masih terlampau mahal bagi kebanyakan tunanetra Indonesia.

Papan Ketik vs Layar Sentuh

Tumbuhnya platform mobile ternyata juga membawa tantangan bagi tunanetra. Mereka yang sudah terbiasa mengetik dengan keyboard fisik kini harus beradaptasi dengan layar sentuh.

"Awalnya sempat kuatir, tapi setelah coba-coba ya akhirnya bisa. Jadi bisa karena biasa," Ujar Sapto, anggota Kartunet yang lain.

Memang, kini aplikasi bantu bagi tunanetra telah berkembang dengan pesat, baik untuk iOS maupun Android. Keduanya sudah masuk kategori 'hampir siap pakai' jadi tunanetra sudah dapat menjalankan perangkat berisi jeroan kedua OS tersebut dengan baik.

Disebut 'hampir' karena memang masih ada kekurangan di sana-sini yang perlu diperbaiki, sehingga perangkat yang bersangkutan dapat dimanfaatkan secara penuh

Bagaimana dengan BlackBerry dan Windows Phone? Sayangnya, dalam hal dukungan bagi tunanetra, kedua OS ini masih tertinggal dibanding rivalnya. Ini juga yang membuat anggota Kartunet lebih tertarik pada iOS dan Android.

Cita-cita

Bersama dengan penulis -- yang juga tunanetra -- anggota Kartunet bersepakat untuk merancang pameran yang mirip Thisable Fest. Hanya saja, ini akan dikhususkan untuk memamerkan gadget yang ramah bagi tunanetra.

Kartunet berharap, perkembangan platform mobile yang ramah bagi tunanetra dapat juga dijadikan sebagai momentum untuk sarana promosi, yang nantinya dapat membantu kaum disabilitas dalam akses teknologi informasi.

Mereka berharap akan lebih banyak vendor teknologi, baik lokal maupun mancanegara, yang peduli tentang aksesibilitas produknya bagi orang berkebutuhan khusus.

Kartunet sendiri adalah komunitas online yang mendedikasikan aktifitasnya bagi kemajuan dan perkembangan orang berkebutuhan khusus di Indonesia, baik tunanetra maupun jenis kebutuhan khusus lainnya. Situs utama mereka dapat diakses di www.kartunet.com.



Tentang Penulis: Eko Ramaditya Adikara adalah blogger tunanetra yang menggemari dunia digital dan teknologi informasi. Blognya bisa dibaca di http://ramaditya.com/.

Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/07/01/105254/2288703/398/3/tunanetra-indonesia-pun-ingin-melek-teknologi-mobile